Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Masker Batok Kelapa Milik Budiasa, Dilubangi dan Dicuci Ulang, Berujung Sanksi "Push Up"

Kompas.com - 07/09/2021, 09:02 WIB
Pythag Kurniati

Editor

BALI, KOMPAS.com- Bermaksud melakukan inovasi pada masker yang dikenakannya, juru parkir bernama Nengah Budiasa (44) disanksi melakukan push up.

Sanksi tersebut dijatuhkan setelah Budiasa menggunakan masker yang terbuat dari batok kelapa.

Baca juga: Kisah Budiasa, Juru Parkir di Kota Denpasar yang Pakai Masker dari Batok Kelapa

Diberi lubang peluit hingga dicuci pakai

Budiasa yang bekerja sebagai seorang juru parkir memilih menggunakan batok kepala yang telah dimodifikasi di bagian tengahnya.

Batok itu dilubangi di bagian tengah untuk tempat peluit.

Masker batok kelapa Budiasa juga dicuci ulang, dijemur dan dipakai kembali.

Dia biasanya mencuci maskernya pada pukul 15.00 Wita, setiap selesai bekerja.

"Selesai kerja, langsung dicuci dan dijemur, besoknya dipakai lagi," kata dia.

Baca juga: Pakai Masker Batok Kelapa, Budiasa, Juru Parkir di Denpasar Kena Sanksi Satpol PP

Alasan pakai masker batok kelapa

Budiasa mulai memakai masker batok kelapa itu sejak Senin (30/8/2021).

Masker itu dipakai untuk memudahkan aktivitasnya sebagai juru parkir di Jalan WR Supratman Kesiman Kertalangu, Denpasar.

"Berasa lebih nyaman, ngomong juga bisa lebih jelas," kata dia.

Alasan Budiasa menggunakan masker batok kelapa lantaran dia sering ditegur oleh pelanggan parkir lantaran masker medis yang digunakannya sering kotor.

Tak ingin membuat orang-orang menjadi risih, dia lalu memodifikasi batok kelapa menjadi sebuah masker.

"Kan susah kalau pakai masker media, saya harus pakai peluit untuk lalu lintas, cepat kotor, terus pelanggan banyak protes (karena kotor)," kata Budiasa.

Baca juga: Dilanjutkan hingga 20 September, Ini Daerah di Luar Jawa-Bali Berstatus PPKM Level 3

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com