Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Difabel di Jateng Temui Berbagai Kendala Saat Pelaksanaan Vaksinasi

Kompas.com - 12/08/2021, 14:59 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pegiat difabel menyuarakan hambatan yang muncul seiring pelaksanaan vaksinasi bagi penyandang disabilitas di Jawa Tengah.

Koordinator Jangka Jati (Jaringan Kawal Jawa Tengah Inklusi) Fatimah Asri mengatakan dari pengalaman di lapangan ternyata masih banyak kompleksitas masalah pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi difabel.

Permasalahan tersebut antara lain adanya keraguan dan ketakutan akan resiko vaksin karena dipicu oleh maraknya berita hoaks seputar vaksin.

"Ada yang masih ragu dan takut resiko vaksin. Misalnya resiko memperparah difabilitasnya seperti kasus vaksinasi polio, bahkan takut resiko meninggal," kata Fatimah dalam keterangan tertulis, Kamis (12/8/2021).

Baca juga: Bupati Banyumas Akan Fasilitasi Tes Antigen dengan Tarif Terjangkau, Maksimal Rp 70.000

Selanjutnya, masalah akses lokasi vaksinasi yang rata-rata jauh dari tempat tinggal difabel juga menimbulkan masalah ongkos transportasi dan mobilisasi.

"Kebanyakan lokasi vaksinasi juga tidak aksesibel untuk ragam difabel tertentu, misalnya tidak akses untuk pengguna kursi roda," ujarnya.

Selain itu, ada juga hambatan administrasi, yaitu sempat ditolak mendapatkan vaksinasi karena KTP dari luar daerah.

Lalu, banyak juga difabel yang tidak mau divaksin semata-mata karena takut disuntik atau takut pada jarum suntik.

"Hambatan lain adalah belum adanya data yang valid dan belum adanya sikap proaktif baik dari difabel dan keluargnya maupun dari dinas terkait," ungkapnya.

Ia menjelaskan, perhatian khusus juga dibutuhkan untuk ragam difabilitas tertentu, misalnya difabel autistik, difabel mental (psikososial), dan difabel dengan tingkat kerentanan berat atau kompleks.

"Kesadaran dan koordinasi lintas dinas juga masih perlu didorong untuk mendukung percepatan capaian vaksinasi bagi difabel di daerah," katanya.

Maka dari itu, pelaksanaan vaksinasi bagi difabel di daerah masing-masing perlu dievaluasi.

"Hal ini untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan yang ada kemudian merumuskan strategi dan solusi agar pelaksanaan vaksinasi bagi difabel berjalan lebih efektif dan masif," jelasnya.

Baca juga: 24 Penyebar Selebaran Provokatif di Blora Punya Pemahaman Semua Aset Negara Warisan Nenek Moyang
Kemudian, agar lebih tepat sasaran, pendataan difabel untuk vaksinasi bisa ditempuh dengan dua cara yaitu memanfaatkan data by name by address yang sudah tersedia di Dinas Sosial dan BPBD.

"Dan melibatkan organisasi difabel dan jaringan LSM pendamping difabel. Mereka memiliki anggota dan kelompok dampingan yang tersebar di banyak desa," tuturnya.

Ia mengungkapkan pemberian bantuan sosial bisa diusulkan untuk difabel yang belum mendapatkan bantuan sosial sehingga akan lebih memberikan motivasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Regional
Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Regional
Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Pangdam Pattimura: Saya Akan Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Politik

Regional
Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com