Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Anak Bunuh Ayah Kandung, Berawal Sakit Hati Disebut Tak Berguna hingga Buat Rekayasa Perampokan

Kompas.com - 12/06/2021, 17:34 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Khairil Anwar (57), warga Desa Pasar Lembu, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya pada Kamis (10/6/2021).

Saat pertama kali ditemukan oleh anak kandungnya berinisial ISL (27), korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Pasalnya, selain sudah meninggal dunia, tangan dan kaki korban diketahui terikat dengan lakban.

Warga sekitar yang melihat adanya kejanggalan penyebab kematian korban langsung melaporkannya ke polisi.

Baca juga: Pria Terikat Lakban Ditemukan Tewas di Kamar oleh Anaknya, Korban Diduga Dirampok

Awalnya diduga korban perampokan

Setelah mendapat informasi itu, polisi langsung turun tangan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.

Hasil penyelidikan sementara, meninggalnya korban diduga korban perampokan.

Sebab, selain tangan dan kakinya korban terikat, kondisi kamar juga dalam keadaan berantakan.

"(Barang hilang) kemungkinan besar ada, tapi itu masih dalam penyelidikan. Apanya, semua berantakan. Diduga sementara perampokan," kata Humas Polres Asahan, Iptu Maraden Pakpahan.

Baca juga: Pria yang Tewas dengan Tangan dan Kaki Terikat Ternyata Dibunuh Anak Kandung

Sedangkan tetangga korban berinisial NE (46), kata Maraden, juga sempat mendengar suara korban minta tolong sebelum kejadian.

Meski demikian, tetangganya tersebut tak berani melakukan pemeriksaan karena suaminya saat itu tak berada di rumah.

Pelaku ternyata anak kandungnya sendiri

Setelah jasad korban dilakukan otopsi dan dilakukan pendalaman penyelidikan, akhirnya kasus tersebut terungkap.

Korban ternyata tewas dibunuh oleh anak kandungnya sendiri berinisial ISL.

Adapun motifnya karena sakit hati dengan korban setelah dianggap tidak berguna.

"Motif pelaku menghabisi nyawa korban karena sakit hati dikatakan anak tidak berguna. Dia merasa kecewa karena tidak pernah dibantu dalam hal ekonomi oleh korban," ujar Maraden Pakpahan, saat dihubungi lewat pesan WhatsApp, Jumat (11/6/2021).

Baca juga: Fakta Lengkap Kasus Penemuan Jenazah Driver Ojol di Brebes, Korban Begal dan Pelaku Ditangkap

Lakukan rekayasa untuk hilangkan jejak

Maraden mengatakan, setelah korban dianiaya dan dipastikan telah tewas, pelaku lalu mengobrak-abrik kamar korban.

Hal itu agar terkesan sebagai korban perampokan.

Saat diminta keterangan awal oleh polisi, pelaku ketika itu menemukan korban sudah dalam keadaan tewas di dalam kamar.

Pelaku lalu menghubungi kepala desa dan juga tetangga sekitar untuk meminta bantuan. Hal itu agar seolah-olah tidak mengetahui kondisi sebenarnya. Meski demikian, polisi tak langsung mempercayai keterangannya begitu saja. Setelah dilakukan pendalaman penyelidikan, pelaku akhirnya mengakui perbuatannya.

Baca juga: Pengakuan Pelaku yang Bunuh Driver Ojol: Pas di Perjalanan Kepikiran Menguasai Motor

Penulis : Kontributor Medan, Dewantoro | Editor : Aprillia Ika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com