Salin Artikel

Fakta Anak Bunuh Ayah Kandung, Berawal Sakit Hati Disebut Tak Berguna hingga Buat Rekayasa Perampokan

KOMPAS.com - Khairil Anwar (57), warga Desa Pasar Lembu, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya pada Kamis (10/6/2021).

Saat pertama kali ditemukan oleh anak kandungnya berinisial ISL (27), korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Pasalnya, selain sudah meninggal dunia, tangan dan kaki korban diketahui terikat dengan lakban.

Warga sekitar yang melihat adanya kejanggalan penyebab kematian korban langsung melaporkannya ke polisi.

Awalnya diduga korban perampokan

Setelah mendapat informasi itu, polisi langsung turun tangan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.

Hasil penyelidikan sementara, meninggalnya korban diduga korban perampokan.

Sebab, selain tangan dan kakinya korban terikat, kondisi kamar juga dalam keadaan berantakan.

"(Barang hilang) kemungkinan besar ada, tapi itu masih dalam penyelidikan. Apanya, semua berantakan. Diduga sementara perampokan," kata Humas Polres Asahan, Iptu Maraden Pakpahan.

Sedangkan tetangga korban berinisial NE (46), kata Maraden, juga sempat mendengar suara korban minta tolong sebelum kejadian.

Meski demikian, tetangganya tersebut tak berani melakukan pemeriksaan karena suaminya saat itu tak berada di rumah.

Pelaku ternyata anak kandungnya sendiri

Setelah jasad korban dilakukan otopsi dan dilakukan pendalaman penyelidikan, akhirnya kasus tersebut terungkap.

Korban ternyata tewas dibunuh oleh anak kandungnya sendiri berinisial ISL.

Adapun motifnya karena sakit hati dengan korban setelah dianggap tidak berguna.

"Motif pelaku menghabisi nyawa korban karena sakit hati dikatakan anak tidak berguna. Dia merasa kecewa karena tidak pernah dibantu dalam hal ekonomi oleh korban," ujar Maraden Pakpahan, saat dihubungi lewat pesan WhatsApp, Jumat (11/6/2021).

Lakukan rekayasa untuk hilangkan jejak

Maraden mengatakan, setelah korban dianiaya dan dipastikan telah tewas, pelaku lalu mengobrak-abrik kamar korban.

Hal itu agar terkesan sebagai korban perampokan.

Saat diminta keterangan awal oleh polisi, pelaku ketika itu menemukan korban sudah dalam keadaan tewas di dalam kamar.

Pelaku lalu menghubungi kepala desa dan juga tetangga sekitar untuk meminta bantuan. Hal itu agar seolah-olah tidak mengetahui kondisi sebenarnya. Meski demikian, polisi tak langsung mempercayai keterangannya begitu saja. Setelah dilakukan pendalaman penyelidikan, pelaku akhirnya mengakui perbuatannya.

Penulis : Kontributor Medan, Dewantoro | Editor : Aprillia Ika

https://regional.kompas.com/read/2021/06/12/173455678/fakta-anak-bunuh-ayah-kandung-berawal-sakit-hati-disebut-tak-berguna-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke