Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Wabup Tersingkat Siap Bantu Patenkan Batik Garutan

Kompas.com - 01/04/2021, 18:02 WIB
Ari Maulana Karang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Mantan Wakil Bupati Tasikmalaya tersingkat, Deni Ramdani Sagara yang hanya menjabat Wakil Bupati Tasikmalaya selama 42 hari, mengaku siap membantu para perajin batik mematenkan corak batik Garutan.

"Saya sudah berkonsultasi dengan pihak Kemenkum HAM kalau memang mau saya bantu sampai selesai, (patenkan batik Garutan)," jelas Deni yang juga Sekretaris Umum (Sekum) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Barat, Kamis (1/12/2021) sore saat mengunjungi gerai batik Garutan SHD.

Deni menuturkan, mematenkan corak batik menjadi satu keharusan bagi para perajin batik tradisional. Sebab, di era perdagangan bebas, semua bisa begitu saja membuat batik dengan kualitas yang tak kalah dan jumlah yang lebih banyak, termasuk batik Garutan. 

Baca juga: Batik Garutan Punya Ratusan Corak, Baru Satu Dipatenkan, Itu Pun oleh Warga

Deni melihat, industri kecil menengah (IKM) seperti kerajinan batik, perlu mendapat perhatian dan upaya pelestarian. Sebab ini bukan hanya tentang industri melainkan ada nilai-nilai budaya yang harus dilestarikan.

Karenanya, Deni tertarik membantu perajin batik Garutan mematenkan corak batiknya setelah mengetahui belum satu pun corak batik Garutan dipatenkan.

"Kerajinan batik ini harus dilestarikan, karena bukan hanya soal industrinya, tapi ini juga nilai-nilai luhur budaya bangsa," katanya.

Deni sendiri menyarankan, para perajin batik tidak hanya menjual kain batiknya, tetapi juga bisa menjual nilai-nilai filosofis dari setiap corak batik dengan cara membuatkan narasi.

"Harus ada narasinya, buat tulisan yang isinya nilai-nilai filosofis agar konsumen tahu dan bisa menjelaskan nilai filosofis batik yang dipakainya," kata Deni. 

Agus Sugiarto, perajin batik Garutan yang menjadi pemilik batik Garutan bermerk SHD (Saha Deui) mengakui, para perajin batik tulis saat ini memang masih memproduksi batik tulis secara tradisional. Bahkan, untuk membuat satu batik tulis saja, waktunya bisa sampai dua bulan."

"Batik tulis memang lama dan sulit membuatnya, jadi kalau harus bersaing dengan batik print pasti sulit," katanya.

Namun, menurut Agus, batik yang ditetapkan menjadi warisan budaya oleh Unesco sendiri hanya batik tulis dan cap, tidak termasuk batik print.

"Beda yang paling terlihat antara batik tulis dan print adalah jumlah warnanya, batik tulis paling banyak empat warna, batik print bisa lebih," katanya.

Baca juga: Sejarah dan Ragam Motif Batik Jawa Barat, dari Cirebonan hingga Iron Man

Agus mengapresiasi niat Deni yang sengaja datang ke gerainya untuk membantu mematenkan corak batik Garutan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com