Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Air Hilang akibat Terowongan Kereta Cepat, Warga Bandung Barat Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 01/03/2021, 11:33 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Warga Kampung Dangdeur dan Kampung Pangkalan, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mengalami kesulitan air bersih berkepanjangan.

Menurut Agustian Hidayat, Kepala Dusun 4 Desa Cikalong yang mengepalai Kampung Dangdeur dan Kampung Pangkalan, sudah dua tahun warga dua kampung tersebut mengalami kesulitan air bersih akibat proyek pembangunan infrastruktur penunjang kereta api cepat Jakarta-Bandung.

"Sudah dua tahunan khususnya Kampung Dangdeur dan Kampung Pangkalan kesulitan air. Sebelum ada proyek kereta cepat aman-aman saja, sampai puluhan tahun tidak pernah kekurangan air," kata Agustian saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/3/2021).

Baca juga: Tol Padaleunyi KM 130 Tergenang Setinggi Paha, Jasa Marga: Imbas Proyek Kereta Cepat

Mata air hilang akibat pembangunan terowongan kereta cepat

Lebih lanjut Agustian menjelaskan, sulitnya warga mendapatkan air bersih lantaran mata air yang menghidupi dua kampung tersebut karena saat ini telah hilang akibat pembangunan terowongan 6.3 dan terowongan 6.4 Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).

"Jarak terowongan ke mata air itu 100 meter. Jadi posisinya terowongan itu berada di bawah mata air," ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, beberapa warga terpaksa bersusah payah mengambil air dengan cara memanfaatkan secara bergantian sumur pribadi milik warga dan sumur bor yang dibuat oleh pemerintah desa.

"Biasanya musim hujan ada keluar air, tapi sekarang sudah dua tahun tidak ada sedikit pun air yang keluar," bebernya.

Baca juga: Limbah Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Cemari Sungai Cileuleuy, 6 Kampung Terdampak

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Jadikan Solo Kota Percontohan Antikorupsi Nasional 2024

KPK Jadikan Solo Kota Percontohan Antikorupsi Nasional 2024

Regional
Gelapkan Uang Arisan 'Online' Puluhan Juta, Selebgram Wanita Ini Ditangkap Polisi

Gelapkan Uang Arisan "Online" Puluhan Juta, Selebgram Wanita Ini Ditangkap Polisi

Regional
LBH Padang Duga Saksi Kunci Kematian Siswa SMP di Sungai Telah Diintimidasi

LBH Padang Duga Saksi Kunci Kematian Siswa SMP di Sungai Telah Diintimidasi

Regional
Dikira 'Bom-boman' dan Cicipi Granat, Pria di Garut Terluka Parah Terkena Ledakan

Dikira "Bom-boman" dan Cicipi Granat, Pria di Garut Terluka Parah Terkena Ledakan

Regional
Carut Marut PPDB di Lampung, Nilai Calon Siswa SMA Unggulan Diduga Di-'mark Up'

Carut Marut PPDB di Lampung, Nilai Calon Siswa SMA Unggulan Diduga Di-"mark Up"

Regional
3 Tempat Judi Online di Purwokerto Digerebek, 11 Orang Jadi Tersangka dan 1 Buron

3 Tempat Judi Online di Purwokerto Digerebek, 11 Orang Jadi Tersangka dan 1 Buron

Regional
319 Jemaah Haji Kloter I Balikpapan Tiba di Bandara SAMS Sepinggan

319 Jemaah Haji Kloter I Balikpapan Tiba di Bandara SAMS Sepinggan

Regional
Jadi Simbol Keberjanjutan Pengabdian, 264 Kades di Kabupaten Blora Terima SK Perpanjangan Masa Jabatan

Jadi Simbol Keberjanjutan Pengabdian, 264 Kades di Kabupaten Blora Terima SK Perpanjangan Masa Jabatan

Regional
Polisi Tangkap 10 Pelaku Judi Slot dan Sabung Ayam di Nagan Raya

Polisi Tangkap 10 Pelaku Judi Slot dan Sabung Ayam di Nagan Raya

Regional
Dana Inpres Belum Cair, Jalan Kendawangan-Ketapang Kalbar Tak Kunjung Diperbaiki

Dana Inpres Belum Cair, Jalan Kendawangan-Ketapang Kalbar Tak Kunjung Diperbaiki

Regional
Diusulkan Dampingi Bobby di Pilkada Sumut, Golkar Solo: Sekar Tandjung di Solo

Diusulkan Dampingi Bobby di Pilkada Sumut, Golkar Solo: Sekar Tandjung di Solo

Regional
Stunting Jadi Ancaman, 25 Jamban Dibangun di Teluk Naga

Stunting Jadi Ancaman, 25 Jamban Dibangun di Teluk Naga

Regional
Tak Terima Ditegur Minum Tuak, Kakak Aniaya Adik di Lombok Timur

Tak Terima Ditegur Minum Tuak, Kakak Aniaya Adik di Lombok Timur

Regional
Sejumlah Pejabat Ketahuan Titipkan Anak di PPDB Kota Semarang

Sejumlah Pejabat Ketahuan Titipkan Anak di PPDB Kota Semarang

Regional
Batal Maju, Eks Wali Kota Semarang Digantikan Anaknya di Pilkada Semarang

Batal Maju, Eks Wali Kota Semarang Digantikan Anaknya di Pilkada Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com