Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata BMKG soal Awan Melingkar di Puncak Gunung Lawu, Merbabu, dan Merapi

Kompas.com - 05/11/2020, 18:15 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Awan melingkar terlihat di puncak Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu pada Kamis (5/11/2020) pagi.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Semarang Iis W Harmoko mengatakan, awan yang muncul di puncak tiga gunung itu berjenis lenticularis.

"Pada umumnya awan lenticularis merupakan awan atau kelompok awan yang berbentuk seperti piring atau lensa yang terperangkap dalam lapisan atmosfer bawah. Disebut terperangkap karena awan lenticularis umumnya tampak diam pada tempat terbentuknya," jelas Harmoko saat dihubungi, Kamis.

Baca juga: Puncak Gunung Lawu Diselimuti Awan Menyerupai Puting Beliung, Warga Merasa Ngeri

Iis menjelaskan kemunculan awan lenticularis merupakan pertanda keberadaan gelombang gunung yang cukup berbahaya bagi jalur penerbangan.

"Gelombang gunung ini akan dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan," katanya.

Awan lenticularis ini, lanjut dia, mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari obyek tertentu seperti pegunungan.

"Akibat hambatan tersebut, arus udara tersebut bergerak naik secara vertikal menuju puncak awan," ujarnya.

Baca juga: Status Gunung Merapi Meningkat, Sultan HB X: Masyarakat Jangan Panik

Jika udara naik tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung uap air tersebut mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.

Dia menambahkan saat udara tersebut melewati puncak gunung dan bergerak turun, proses kondensasi terhenti.

"Inilah mengapa awan lenticularis terlihat diam karena awan mulai terbentuk dari sisi arah datangnya angin (windward side) di puncak gunung kemudian menghilang di sisi turunnya angin (leeward side)," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com