Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal Penting Soal Status Gunung Merapi, Imbauan Sri Sultan dan Potensi Luncuran Awan Panas

Kompas.com - 05/11/2020, 17:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi menjadi siaga level III.

"Status Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III), berlaku mulai 5 November 2020 pukul 12.00 WIB," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida dalam surat peningkatan status Gunung Merapi, Kamis (5/11/2020).

Hanik menjelaskan sejumlah fakta di balik kondisi terkini Gunung Merapi, antara lain sebagai berikut:

1. Aktivitas vulkanik meningkat

Baca juga: Status Merapi Naik dari Waspada ke Level Siaga

Menurut Hanik, berdasarkan pemantaun BPPTKG, peningkatan terjadi setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020 kegempaan internal yaitu VA, VB (Vulkanik Dangkal), dan Fase Banyak (MP).

Hanik menggambarkan demikian, pada bulan Mei 2020 gempa VA dan VB tidak terjadi dan gempa MP terjadi 174 kali.

Lalu, pada bulan Juli 2020 terjadi gempa VA 6 kali, gempa VB 33 kali dan MP 339 kali.

Baca juga: Fakta Terkini Gunung Merapi, Status Siaga Level III dan Prediksi Wilayah Terdampak

2. Pemendekan jarak baseline EDM

Dari catatan BPPTKG, terjadi proses pemendekan jarak baseline EDM sektor barat laut Babadan sebesar 4 cm sesaat setelah terjadi letusan eksplosif 21 Juni 2020.

Lalu, setelah itu aktivitas pemendekan terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai september 2020.

"Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm/hari. Energi kumulatif gempa VT dan MP dalam setahun sebesar 58 Gj," jelasnya

Baca juga: Status Gunung Merapi Jadi Siaga level III, Ini Rekomendasi BPPTKG

3. Potensi luncuran awan panas dan material

Hanik mengatakan, sejak Oktober 2020 kegempaan meningkat semakin intensif.

Tercatat pada 4 November 2020 rata-rata gempa VB 29 kali / hari, MP 273 kali/hari, guguran 57 kali/hari, hembusan 64 kali/hari.

Lalu, berdasarkan pengamatan morfologi kawah Gunung Merapi pada tanggal 3 November 2020 belum terlihat adanya kubah lava baru.

Namun, sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat.

"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," ujarnya.

Baca juga: Status Gunung Merapi Meningkat, Sultan HB X: Masyarakat Jangan Panik

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com