MADIUN, KOMPAS.com - Bekreasi di masa pandemi membawa berkah tersendiri bagi Nurhuda (24), seorang santri muda asal Kota Madiun, Jawa Timur.
Anak buruh tani asal Kabupaten Ngawi ini sukses mengembangkan media tanam kokedama hingga banyak diburu pecinta tanaman hias dari berbagai kota.
Nurhuda menceritakan awal mula menggeluti media tanam yang baru populer di Jepang itu saat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di salah satu panti asuhan di Kabupaten Madiun.
“Ide membuat kokedama berbahan limbah serabut kelapa. Saya terinspirasi dari maraknya bonsai kelapa. Dari ide itu saya mengembangkan bagaimana bonsai itu tidak hanya berisi serabut kelapa saja. Akhirnya muncul membuat kokedama dengan bahan dasar serabut kelapa,” kata Nurhuda Kepada Kompas.com, yang ditemui, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Ternyata Segini Harga Aglonema hingga Jadi Incaran Para Pencuri
Dari hasil karyanya itu, dia mencoba memperkenalkan pelatihan media tanam ini ke salah satu panti asuhan berkebutuhan khusus di Kabupaten Madiun.
Selanjutnya ia memperkenalkan kokedama buatannya ke publik dan mendapatkan respons positif.
Untuk membuat kokedama, Nurhuda yang sudah tiga tahun menimba ilmu di pesantren ini mengaku belajar otodidak dari referensi di YouTube dan berbagai artikel di internet.
Baca juga: Lagi Booming, Aglonema Jadi Incaran Pencuri
Setelah berhasil mempraktikkan, dia lalu mengembangkannya hingga menjadi sebuah lahan bisnis.
“Belajarnya ini juga proses. Awal mulanya hasilnya tidak karuan, tetapi setelah melalui beberapa proses bisa menghasilkan kokedama yang bagus,” ujar Nurhuda yang merupakan lulusan Akuntasi Unipma Madiun.
Setelah bisa membuat kokedama yang bagus, Nurhuda menyisihkan uang beasiswanya sebesar Rp 500.000 sebagai modal usaha. Dari modal itu ia membeli serabut kelapa, tanaman, dan bahan lainnya.
“Bapak dan ibu saya buruh tani, jadi saya tidak mau membebani orangtua saya untuk memulai usaha. Jadi uang beasiswa saya sisihkan sebagai modal usaha untuk membeli tanaman,” ungkap Nurhuda.
Dari hasil jual tanaman itu, keuntungannya dibelanjakan membeli tanaman dan bahan-bahan kokedama.
Untuk membuat kokedama, Nurhuda memanfaatkan limbah serabut kelapa sebagai bahan dasarnya.
Tak disangka hasil kreasi kokedamanya banyak diminati orang hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Dalam satu hari maksimal ia bisa menghasilkan hingga 15 kokedama.