Salin Artikel

Kisah Anak Buruh Raup Untung Jutaan Rupiah dari Kokedama, Modalnya Serabut Kelapa dan Tanaman

Anak buruh tani asal Kabupaten Ngawi ini sukses mengembangkan media tanam kokedama hingga banyak diburu pecinta tanaman hias dari berbagai kota.

Nurhuda menceritakan awal mula menggeluti media tanam yang baru populer di Jepang itu saat melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di salah satu panti asuhan di Kabupaten Madiun.

“Ide membuat kokedama berbahan limbah serabut kelapa. Saya terinspirasi dari maraknya bonsai kelapa. Dari ide itu saya mengembangkan bagaimana bonsai itu tidak hanya berisi serabut kelapa saja. Akhirnya muncul membuat kokedama dengan bahan dasar serabut kelapa,” kata Nurhuda Kepada Kompas.com, yang ditemui, Rabu (4/11/2020).

Dari hasil karyanya itu, dia mencoba memperkenalkan pelatihan media tanam ini ke salah satu panti asuhan berkebutuhan khusus di Kabupaten Madiun.

Selanjutnya ia memperkenalkan kokedama buatannya ke publik dan mendapatkan respons positif.

Untuk membuat kokedama, Nurhuda yang sudah tiga tahun menimba ilmu di pesantren ini mengaku belajar otodidak dari referensi di YouTube dan berbagai artikel di internet.

Setelah berhasil mempraktikkan, dia lalu mengembangkannya hingga menjadi sebuah lahan bisnis.

“Belajarnya ini juga proses. Awal mulanya hasilnya tidak karuan, tetapi setelah melalui beberapa proses bisa menghasilkan kokedama yang bagus,” ujar Nurhuda yang merupakan lulusan Akuntasi Unipma Madiun.

Setelah bisa membuat kokedama yang bagus, Nurhuda menyisihkan uang beasiswanya sebesar Rp 500.000 sebagai modal usaha. Dari modal itu ia membeli serabut kelapa, tanaman, dan bahan lainnya.

“Bapak dan ibu saya buruh tani, jadi saya tidak mau membebani orangtua saya untuk memulai usaha. Jadi uang beasiswa saya sisihkan sebagai modal usaha untuk membeli tanaman,” ungkap Nurhuda.

Dari hasil jual tanaman itu, keuntungannya dibelanjakan membeli tanaman dan bahan-bahan kokedama.

Untuk membuat kokedama, Nurhuda memanfaatkan limbah serabut kelapa sebagai bahan dasarnya.

Tak disangka hasil kreasi kokedamanya banyak diminati orang hingga menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Dalam satu hari maksimal ia bisa menghasilkan hingga 15 kokedama.

Cara membuat kokedema

Menurut Nurhuda, cara pembuatannya tergolong cukup mudah. Media tanam berupa tanah dicampur pupuk kompos lalu dimasukkan ke dalam wadah beralaskan serabut kelapa.

Selanjutnya, tanaman hias dimasukkan dan dibentuk bulat menyerupai bola. Setelah itu diikat menggunakan benang hingga berbentuk sempurna.

Nurhuda memasarkan kokedama secara langsung dan melalui media sosial. Salah satunya di akun Instagram miliknya, @omahsantri_florist.

Ia menjual kokedama mulai dari Rp 45.000 hingga Rp 185.000 sesuai dengan ukuran dan jenis tanaman yang berada di dalamnya.

Beberapa tanaman yang terbungkus dalam kokedama di antaranya sunsivera, sirih gading, dan spiderplant.

Dari sisi manfaatnya, ketiga tanaman itu dipercaya mampu menyerap polusi udara di ruangan. Sementara dari sisi keindahan bunga dan daun seperti anggrek antorium hingga aglonema.

Sementara bila menginginkan potnya saja dijual mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 35.000.

Peminatnya pun beragam mulai dari anak muda hingga ibu rumah tangga. Kini pemesanan tak hanya dari lokal Madiun.

Dia sudah menjualnya di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Bandung, hingga Medan.

Nurhuda menambahkan, di masa pandemi kokedamanya malah laris diburu warga pencinta tanaman hias.

Dalam satu bulan Nurhuda mampu menjual minimal 50 kokedema dengan omzet jutaan rupiah.

“Tapi kadang bisa lebih,” kata Nurhuda.

Nurhuda bersyukur dari jualan kokedama, dia diminta menjadi narasumber dari acara yang digelar pemerintah untuk memberikan motivasi wirausaha baru.

Pengasuh pondok pun juga memberikan restu dan mendukung usaha yang saat ini digelutinya.

Ke depan, Nurhuda akan mengajak santri lainnya untuk berwirausaha bersama sehingga mendapatkan pemasukan sambil menimba ilmu agama.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/05/15170611/kisah-anak-buruh-raup-untung-jutaan-rupiah-dari-kokedama-modalnya-serabut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke