DENPASAR, KOMPAS.com - Steven Limantoro (27), warga asal Jalan Kargo, Denpasar, Bali, tak menyangka hobi menanam dan merawat tanaman karnivora bisa menghasilkan cuan.
Kini, dengan berjualan tanaman tersebut, Steven sukses meraup untung bersih rata-rata sebesar Rp 3 juta per bulan.
Steven menceritakan hobi mengoleksi tanaman karnivora ini dimulai sekitar tiga tahun lalu.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Ditemukan di Depan Panti Asuhan, Ternyata Dibuang Ibunya yang Masih SMA
Saat itu, ia merasa tertarik karena keunikan jenis tanaman ini.
Tanaman ini berbeda karena nutrisi dan pupuknya berasal dari serangga yang tertangkap.
"Karena dia tak bisa dipupuk pakai kimia atau siraman. Serangga makanan utamanya," katanya saat ditemui di stan pameran tanaman hias, di Duta Orchid Garden, Jalan By Pase Ida Bagus Mantra, Denpasar, Jumat (30/10/2020).
Baca juga: Akhir Kasus Yaidah, Pemkot Surabaya Minta Maaf, Uang Transportasi Diganti, Pelayanan Ditingkatkan
Selain itu, jenis tanaman ini menurutnya eksotis karena ada yang memiliki kantong dan mulut.
"Jadi tanaman yang di ujung daunnya ada kantongnya ya kantong semar aja. Kalau venus flytrap dia ada mulutnya," katanya.
Awalnya, Steven hanya punya dua jenis tanaman, yaitu drosera dan venus. Lambat laun, jumlahnya terus bertambah karena ia sudah bisa membudidayakannya sendiri.
"Awalnya dua macam, setelah itu punya banyak. Setelah dicoba enggak terlalu susah peliharannya. Akhirnya kita jualan," kata dia.
Kini ia punya empat jenis tanaman pemakan serangga, yakni kantong semar atau nepenthes, venus flytrap, drosera, dan sarracenia.
Kantong semar atau nepenthes merupakan tanaman karnivora berkantong yang berfungsi menjebak serangga.