KOMPAS.com - Gending "Ladrang Gajah Seno" melantun lembut mengiringi kepergian dalang berbakat asal Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Ki Seno Nugroho (48).
Menurut salah satu sinden, Tatin Lestari Handayani, gending itu memang dipesan secara khusus almarhum.
"Sesuk kalau aku ra ono iki diunekke (Besok saat aku meninggal ini dibunyikan)," kata Tatin menirukan permintaan Seno, Rabu (4/11/2020).
Sementara itu, menurut manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, gending itu diminta saat Ki Seno pentas.
Baca juga: Jenazah Ki Seno Dimakamkan Satu Liang Lahat dengan Ayahnya di Semaki Gede
"Itu (permintaan iringan) waktu pentas sih, sudah lama saya lupa kapan," ucap Gunawan.
Lalu, sesuai pesan terakhir Ki Seno, Gending "Ladrang Gajah Seno" tersebut pun dimainkan saat jenazah diberangkatkan.
Suasana haru pun hadir. Para sinden yang selama ini mendampingi Ki Seno tak kuasa menahan tangis.
"Nanti saat diberangkatkan akan ada iringan gamelan, itu kan wasiatnya Pak Seno," kata Gunawan saat ditemui di rumah duka, Rabu (4/11/2020).
Baca juga: Seniman Den Baguse Ngarso: Ki Seno Nugroho Dalang yang Cerdas
Seperti diberitakan sebelumnya, Ki Seno Nugroho meninggal dunia, Selasa (3/11/2020) malam di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Ki Seno mengembuskan napas terakhir karena mengalami penyumbatan pembuluh darah di jantung.
Menurut pihak keluarga, sebelum dilarikan ke rumah sakit, almarhum sempat bersepeda lalu merasa kesakitan.
Sempat beristirahat di rumah, kondisi Seno tak kunjung membaik. Ia malah muntah-muntah.
Sang istri dan warga pun mengantarnya ke RS PKU Muhammadiyah Gamping. Ki Seno kemudian dipindahkan ke ruang ICCU.
Baca juga: Sosok Ki Seno Nugroho di Mata Ganjar Pranowo, Dalang yang Khas