LAMPUNG, KOMPAS.com - Demonstrasi mahasiswa menolak omnibus law di Lampung terselip aksi "santuy" dari aparat kepolisian dan demonstran.
Sejumlah demonstran 'menantang' aparat kepolisian yang berjaga di lokasi demonstrasi, Tugu Adipura, Rabu (14/10/2020) siang untuk bertanding catur.
Belasan mahasiswa peserta demonstrasi duduk di jalan, di hadapan masing-masing, terhampar papan catur yang diletakkan di jalan.
Baca juga: 5 Orang Jadi Tersangka Kericuhan Demonstrasi Omnibus Law di Lampung
Di hadapan mereka, Kabag Ops Polresta Bandar Lampung, Kompol Arif Rahman Hakim Rambe duduk bersila, menekuri bidaknya, mencari langkah untuk menyerang.
Beberapa polisi yang berjaga di sekitar mereka sesekali menyerukan dan menyarankan langkah bagi sang komandan, meski tetap siaga berjaga.
Para mahasiswa yang membawa permainan catur itu adalah perkumpulan catur dari Universitas Teknologi Sumatera (Itera) Lampung.
Baca juga: Demo Mahasiswa di Lampung, Pakai Gaya Milenial Menyindir DPR
Ketua Itera Chess Club, Fahmi Hamdi mengatakan, dia dan beberapa anggota klub sengaja membawa papan catur saat demonstrasi menolak omnibus law tersebut.
"Sambil aksi, agar 'santuy' enggak panas, kami bawa catur sambil ikut aksi," kata Fahmi di lokasi, Rabu (14/10/2020).
Fahmi mengatakan, catur bisa meredakan emosi karena otak terus diajak berpikir.
"Ternyata banyak lawan tanding bagus di sini," kata Fahmi.
Fahmi menambahkan, permainan catur yang dia dan Itera Chess Club itu juga untuk penggalangan dana bagi mahasiswa yang menjadi korban saat terjadi kerusuhan pada pekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.