Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayangkan Penyelundupan Anemon, Gubernur NTT: Masyarakat Harus Jaga Kekayaan Laut

Kompas.com - 16/07/2020, 19:53 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyoroti kasus penyelundupan anemon laut yang dilakukan sejumlah oknum tak bertanggung jawab.

"Baru baru ini, ada ribuan anemon asal Pulau Pura di Kabupaten Alor NTT telah diselundupkan secara ilegal," ungkap Viktor, dalam pernyataan video yang diterima Kompas.com, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Terumbu Karang di Perairan Alor Rusak, Ini Penyebabnya...

Viktor menyayangkan ada pihak tak bertanggung jawab yang menyelundupkan ribuan anemon dari perairan NTT.

Ia meminta masyarakat lebih peduli terhadap kekayaan ekosistem laut yang dimiliki NTT.

Viktor juga meminta masyarakat melapor jika mengetahui oknum di balik penyelundupan anemon laut itu.

"Karena itu, saya mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melaporkan apabila ada tindakan penyelundupan kekayaan alam bawah laut yang ada di NTT," tegas Viktor.

Gubernur NTT itu menyebut, kawasan Pulau Pura di Kabupaten Alor merupakan salah satu area favorit penyelam. Pemandangan bawah laut di perairan itu sohor sampai ke luar negeri.

Masyarakat diminta bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk selalu menjaga kekayaan laut NTT.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Pengelola Kawasan Konservasi Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar dan sekitarnya di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Muhammad Saleh Goro mengatakan, ada kerusakan terumbu karang di wilayah itu.

Baca juga: Dituding Merusak Terumbu Karang, Apa Itu Cantrang?

Saleh menyebut, terumbu karang yang rusak itu berada di Perairan Pulau Pura, Kabupaten Alor.

"Terumbu karang terancam rusak total akibat maraknya penangkapan anemon laut yang merupakan ekosistem terumbu karang oleh warga sekitar," kata Saleh saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/7/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com