KOMPAS.com- Warga Sudiroprajan, Jebres, Solo, Maulana Arif Budi Satrio (38), nekat berjalan kaki dari Jakarta agar bisa pulang ke Solo.
Meski menempuh perjalanan selama 4 hari dan berjalan sekitar 100 kilometer per hari, Rio, nama panggilannya, tetap berusaha berpuasa.
Rio makan sahur dan berbuka di warung-warung yang dia lintasi.
Rio mengaku beruntung karena warung-warung itu tak mau dibayar setelah mendengar ceritanya.
"Saya pernah ditanya mau ke mana? Saya jawab mau ke Solo. Mereka terkejut. Ada yang minum sampai kesedak. Terus saya mau bayar, pemilik warung tidak mau dibayar," paparnya, Selasa (19/5/2020).
Tentu tak mudah berpuasa sambil terus berjalan kaki di tengah panasnya matahari.
Menurutnya, medan terberat yang dia hadapi ialah di kawasan Karawang Timur sampai Tegal.
"Udaranya sangat panas. Sampai gosong semua kulit saya karena panas," ungkap dia.
Baca juga: Kisah-kisah Warga yang Masih Berupaya Mudik Meski Dilarang, Tak Jujur, 100 Orang Dipaksa Putar Balik
Semua berjalan lancar hingga virus corona masuk ke Indonesia dan membuat bisnis transportasi kocar-kacir.
Buntutnya 8 Mei lalu, dia menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaannya.
Dengan kondisi tanpa pekerjaan, dia berpikir tak akan bisa bertahan hidup di Jakarta dalam waktu yang lama.
Dia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke Solo.
Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri