Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

191 Warga Terdampak Penyakit akibat Banjir di Kampar Riau

Kompas.com - 27/12/2019, 13:49 WIB
Idon Tanjung,
Bayu Galih

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Banjir yang tak kunjung surut membuat warga Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, makin banyak yang terdampak penyakit.

Hal itu dilihat dari banyaknya warga yang setiap hari datang berobat ke posko kesehatan di Kantor Desa Buluh Cina.

Sekretaris Desa Buluh Cina Rusdianto mengatakan, posko kesehatan dibuka sejak 11 Desember 2019 lalu.

Adapun, petugas medis berasal dari Puskemas Kecamatan Siak Hulu.

"Sampai hari ini, tercatat sebanyak 191 warga yang terkena penyakit," kata Rusdianto kepada Kompas.com, Jumat (27/12/2019).

"Jenis penyakit seperti gatal-gatal, demam, diare, dan beberapa penyakit lainnya. Yang paling banyak memang gatal-gatal karena kutu air dan penyakit kulit lainnya," ujar Rusdianto.

Baca juga: Korban Banjir di Kampar Alami Gatal-gatal dan Cacar Air

Dia mengatakan, dalam satu hari ada 15 hingga 20 orang yang datang berobat ke posko kesehatan.

Selain berobat, ada juga beberapa warga yang datang untuk cek kesehatan, seperti kalangan lanjut usia (lansia).

Menurut Rusdianto penyakit mulai menyerang warga, karena sudah terlalu lama terendam banjir. Sedangkan, beberapa warga masih banyak yang bertahan di rumahnya.

"Banjir di sini sudah merata. Sampai hari ini kami hitung sudah 18 hari banjir berlangsung. Tapi warga masih beraktivitas dengan berjalan dalam air," ujarnya.

Baca juga: Banjir di Kampar Riau Tak Kunjung Surut, Dapur Umum Ditambah

Dia mengatakan, banjir saat ini tahap yang kedua. Karena, seminggu yang lalu banjir sempat surut beberapa hari.

Namun, menurut Rusdianto, sejak tiga hari terakhir banjir kembali naik. Ketinggian air di rumah warga 80 hingga 150 sentimeter.

"Kami khawatir melihat ketinggian banjir terus bertambah. Beberapa warga kami sudah ada yang mengungsi ke rumah saudaranya di desa tetangga, Desa Baru," ucapnya.

Rusdianto pun berharap kepada pihak manjemen PLTA Koto Panjang untuk dapat membuka lima pintu air.

"Harapan kami yang di hilir Sungai Kampar, berharap pihak PLTA Koto Panjang melihat nanti elevasi air kalau bisa diturunkan, buka pintu air, agar kami tidak semakin lama terdampak banjir di sini," ucap Rusdianto.

Baca juga: 20 Hari Banjir, Ketinggian Banjir di Kampar Terus Bertambah

Saat ditanya mengenai bantuan makanan, Rusdianto mengaku hingga saat masih mencukupi kebutuhan warganya yang terdampak banjir.

Sebab, setiap bantuan yang disalurkan dari berbagai pihak melalui pemerintah desa langsung dibagikan kepada warga.

"Alhamdulillah, bantuan sembako yang didapat sudah kami bagi rata kepada warga. Kemudian dapur umum dari BPBD Kampar juga masih aktif, baik yang di kantor desa maupun di seberang. Insyaallah kebutuhan warga masih terpenuhi," kata Rusdianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com