Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Hari Banjir, Ketinggian Banjir di Kampar Terus Bertambah

Kompas.com - 27/12/2019, 11:13 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Terhitung sudah 20 hari warga di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, direndam banjir, Jumat (27/12/2019). Bukannya surut, ketinggian air justru terus bertambah.

Menurut warga setempat, banjir bertambah naik sejak tiga hari terakhir, karena lima pintu waduk PLTA Koto Panjang masih dibuka. Sehingga ketinggian air saat ini sekitar 70 hingga 160 sentimeter.

"Kalau di dalam rumah saya sekarang ketinggian air sudah satu meter. Sebelumnya ada sekitar 80 sentimeter," kata Imar (49) seorang warga di Dusun 3 Desa Buluh Cina kepada Kompas.com, Jumat.

Tetapi, kata dia, ketinggian air di permukiman bervariasi. Karena sebagian rumah warga ada yang di dataran lebih rendah.

Baca juga: Korban Banjir di Kampar Alami Gatal-gatal dan Cacar Air

Seperti rumah warga di Dusun 1 dan Dusun 2 di seberang sungai, justru lebih parah terdampak karena lebih rendah dibandingkan di Dusun 3 dan Dusun 4.

Imar mengaku belum mengungsi meski ketinggian banjir terus bertambah. Sedangkan, dua orang anaknya sudah sepekan mengungsi ke rumah saudaranya di Desa Baru.

"Saya sama suami masih bertahan buat panggung dalam rumah. Kalau anak dua orang iya mengungsi," sebut Imar yang saat itu sedang mencuci pakaian di tengah  banjir depan rumahnya.

Imar mengatakan, hampir setiap tahun mengalami kebanjiran. Namun, banjir tahun ini cukup lama dirasakannya dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Warga Ramai Wisata ke Lokasi Banjir Kampar

Biasannya, sebut dia, banjir hanya bertahan selama 10 hingga 12 hari.

"Ini paling lama. Sudah dua minggu lebih belum kering. Minggu lalu sempat sedikit rusut, tapi naik lagi," akui Imar.

Dia berharap bencana alam ini dapat segera berlalu. Karena banjir tersebut sangat berdampak kepada mata pencaharian warga.

"Saya setiap salat berdoa agar banjir cepat hilang. Karena aktivitas kami sangat terganggu," ucap Imar.

Baca juga: PWNU Riau Salurkan 1 Ton Beras untuk Korban Banjir di Kampar

Hal yang sama dirasakan Nursila (55). Dia dan suaminya saat ini sudah pindah ke sebuah rumah panggung berukuran kecil depan rumahnya.

"Rumah belakang banjirnya sudah parah. Jadi kami pindah ke depan," ujar Nursila pada Kompas.com, Jumat.

Jika ketinggian banjir terus bertambah, dia mengaku akan mengungsi ke dalam pompong atau perahu tradisional miliknya.

"Kalau tak bisa lagi di rumah kami ngungsi ke dalam pompong seperti tahun lalu. Tapi semoga saja air tak naik lagi," kata Nursila.

Baca juga: Banjir di Kampar Riau Tak Kunjung Surut, Dapur Umum Ditambah

Sementara itu, pantauan Kompas.com, tenda pengungsian dan dapur umum milik Dinas Sosial Provinsi Riau sudah ditutup. Sedangkan ketinggian banjir terus bertambah.

Tenda pengungsian dan dapur umum itu sebelumnya didirikan di dekat musala Desa Baru, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi warga yang terdampak banjir. Tapi hari ini sudah tak terlihat lagi didirikan.

Di lokasi banjir saat ini hanya tersedia dua titik dapur umum yang disediakan BPBD Kampar. Dapur umum tersebut masih dimanfaatkan oleh warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com