Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Penusukan di Kampung Nelayan Bangka Tengah, Pendatang Mengungsi Dikawal Aparat Bersenjata Lengkap

Kompas.com - 24/12/2019, 07:27 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Hari itu, Sabtu (21/12/2019) sore sekitar pukul 16.00 WIB Arfan (49) dan anaknya, Raffi (22) sedang melintas di Desa Kebintik dengan menggunakan motor.

Mereka berdua adalah warga Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung yang bekerja di proyek pembangunan di desa tersebut

Tiba-tiba mereka berdua ditusuk oleh orang yang tak dikenal di bagian perut dan punggung hingga jatuh dari motor

Oleh warga sekitar, Arfan dan Rafi yang terkapar langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Baca juga: Fakta Bapak dan Anak Ditusuk di Bangka Tengah, Berawal dari Tegur Pengendara Motor

 

Ratusan warga serbu kantor desa

Pelaku penusukan Arfan dan Raffi diketahui warga Selapan, Sumatera Selatan yang tinggal di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah.

Diduga pelaku tersinggung saat ditegur oleh Arfan dan Rafi saat mengendarai minibus terlalu kencang.

Selama ini banyak warga Selapan yang tinggal di Desa Batu Belubang. Sebagai pendatang, mereka bekerja di penambangan timah konvensional.

Baca juga: Bapak dan Anak Ditusuk di Bangka Tengah, Polisi Cek Rekaman CCTV

Sementara warga setempat menilai bekerja sebagai penambang timah konvensional dianggap bertentangan dengan profesi masyarakat Desa Batu Belubang yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.

Penusukan bapak dan anak tersebut pun memicu kemarahan warga Desa Bau Bekubang.

Sabtu sore, mereka menyerbu Kantor Desa Batu Belubang menuntu agar pelaku ditahan.

Bukan hanya itu, warga juga menyisir lokasi kediaman warga Selapan di Desa Batu Belubang yang diduga digunakan untuk persembunyian.

"Saya sudah sampaikan ke Reskrim untuk segera mencari pelaku," kata Kapolres Pangkal Pinang, AKBP Iman Risdiono, saat berada di kantor desa, Sabtu sore.

Baca juga: Bapak dan Anak Ditusuk, Ratusan Warga Serbu Kantor Desa di Bangka Tengah

 

Warga pendatang dievakusi dikawal senjata

Sabtu malam sekitar pukul 20.30 WIB, 140 warga asal Selapan diungsikan ke mapolres Pangkal Pinang.

Mereka terpaksa dievakusi untuk meredam kemarahan warga asli.

"Memang sudah ada kesepakatan dengan warga, kalau ada warga Selapan mengganggu apalagi tadi ada penusukan, konsekuensinya ya harus meninggalkan Desa Batu Belubang," kata Kapolres Pangkal Pinang AKBP Iman Risdiono di kantor Desa Batu Belubang, Sabtu malam.

Baca juga: Detik-detik Evakuasi 140 Warga Sumsel Pasca-penusukan Bapak dan Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com