Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2019: Tewasnya 2 Mahasiswa dalam Unjuk Rasa di Kendari

Kompas.com - 23/12/2019, 08:30 WIB
Kiki Andi Pati,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Akhir September 2019 jadi momen kelam bagi pergerakan mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dua mahasiswa dari Universitas Haluoleo Kendari (UHO), tewas saat mengikuti unjuk rasa  untuk menolak sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang dinilai bermasalah di gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis (26/9/2019).

Demonstrasi awalnya berlangsung tertib. Namun, jelang siang hari, suasana mulai tidak kondusif.

Hal itu berawal ketika Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh, Wakil Ketua DPRD Sultra Nursalam Lada dan Herry Asiku keluar untuk menemui mahasiswa.

Namun terjadi desakan dari beberapa organisasi mahasiswa untuk tidak menerima Ketua DPRD di jalan, tapi di dalam gedung.

Mahasiswa langsung berkumpul dan mendesak masuk, bentrokan pun pecah.

Beberapa mahasiswa lalu mulai menyerang kantor DPRD dengan batu. Polisi langsung membalas dengan semprotan water canon dari dalam gedung.

Baca juga: 2 Mahasiswa Kendari Tewas Saat Demo, 13 Polisi Ditahan

Bukannya mundur, para pengunjuk rasa semakin terpancing melontarkan batu ke arah polisi. Bahkan beberapa bangunan gedung DPRD dan sejumlah motor staf dewan terbakar.

Setelah bentrokan mereda, diketahui ada dua mahasiswa yang jadi korban.

Korban pertama yang tewas dalam peristiwa itu bernama Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.

Mahasiswa semester 7 Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan UHO Kendari itu jatuh tersungkur di Jalan Abdullah Silondae, Kecamatan Mandonga Kendari, sekitar 300 meter dari titik lokasi unjuk rasa mahasiswa.

"Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 sentimeter, kedalaman 10 sentimeter, akibat benda tajam, luka tembak. Belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam," kata dokter Yudi Ashari yang menangani Randi kepada sejumlah wartawan di RS Ismoyo Kendari, Kamis malam.

Selain Randi, seorang mahasiswa lain bernama Yusuf Kardawi (19), semester 3 dari Fakultas Teknik UHO juga menjadi korban dalam aksi itu.

Yusuf ditemukan di depan pintu gerbang samping kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sultra di Jalan Abdullah Silondae Kendari. 

Yusuf yang merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Vokasi, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo (UHO) menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Bahteramas, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Jumat (27/9/2019) sekitar 04.17 WITA.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), dr. Sjarif Subijakto mengatakan, korban mengalami benturan di kepala dan terdapat sekitar lima luka dengan panjang sekitar 5 sentimeter.

“Pas masuk di sini sudah koma, dan sampai sekarang kondisinya juga koma dan sementara dirawat,” ungkap Sjarif di depan IGD Rumah Sakit Bahteramas, Kamis malam.

Baca juga: Perdarahan di Kepala, Mahasiswa Kendari Yusuf Kardawi Habiskan 16 Kantong Darah

Namun, belum dapat dipastikan benturan yang menyebabkan luka di kepala mahasiswa D3 Teknik Sipil Universitas Halu Oleo (UHO) itu dari benda tajam atau tumpul.

“Diagnosanya itu dia banyak terkena benturan laporan dari teman-teman, posisi lukanya beda-beda cukup banyak sekitar lima,” ungkapnya.

Rahmat, paman Yusuf, menyampaikan, 70 persen tengkorak keponakannya rusak.

Randi Dipastikan Tewas karena Peluru Tajam

Kedatangan jenazah korban luka tembak, mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari , Randy disambut isak tangis keluarganya di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi tenggara, Jumat (27/9/2019) pagi.Hand out Kedatangan jenazah korban luka tembak, mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari , Randy disambut isak tangis keluarganya di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi tenggara, Jumat (27/9/2019) pagi.

Tim dokter dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari memastikan Randi tewas karena tertembak peluru tajam.

Ketua tim dokter ahli forensik RSUD Kendari, dr. Raja Al Fatih Widya Iswara mengatakan, Randi terkena peluru tajam di ketiak kiri yang menembus ke dada kanannya.

"Tidak kami temukan selongsong peluru, tapi ditembak dengan senjata api. Terkena pembungkus jantung dan paru-paru sebelah kanan dan sebelah kiri, hingga mengalami pendarahan," kata Raja di RS Bahteramas, Jumat (27/9/2019).

Randi mengalami luka pada ketiak sebelah kiri dengan diameternya 0,9 sentimeter dan luka dada kanan 2,1 sentimeter.

Randi tertembak di depan BPR Bahteramas Sultra Jalan Abdullah Silondae, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari atau sekitar 600 meter dari gedung DPRD Sultra, pusat lokasi unjuk rasa mahasiswa.

Kamis malam, Polda Sultra langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di sekitar gedung DPRD setempat.

Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt menjelaskan, Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto telah membentuk tim gabungan untuk menyelidiki di lokasi ditemukannya korban.

"Kapolda Sultra (Brigjen Pol Iriyanto) sudah membentuk tim gabungan dari unit Serse, Intelijen dan Inafis untuk melakukan olah TKP dan penyelidikan malam ini," ungkap AKBP Harry Goldenhardt saat dikonfirmasi, Kamis (26/9/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com