Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Penyelundupan Narkoba ke Dalam Rutan, Mulai dari Makanan hingga Diapers

Kompas.com - 11/12/2019, 12:45 WIB
Tri Purna Jaya,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com – Kerusakan alat pemindai (x-ray) di Rumah Tahanan (Rutan) Bandar Lampung diduga menjadi ajang kesempatan para tahanan mendapatkan sejumlah barang selundupan.

Modus penyelundupan bermacam-macam, mulai dari dicampur dengan makanan hingga disembunyikan di dalam diapers.

Kepala Rutan Bandar Lampung, Rony Kurnia mengatakan, penyelundupan biasanya dilakukan saat jumlah pengunjung membeludak.

Di antara modus itu yakni mencampur ponsel di dasar rantang berisi makanan yang dibawa untuk tahanan.

Baca juga: 4 Tahanan Narkoba Polresta Malang Kabur, Kapolresta: Kalau Ada Kelalaian Akan Diproses

 

Rony mengatakan, ajang temu kangen dengan anggota keluarga yang sedang ditahan itu dimanfaatkan untuk memberikan ponsel atau barang lain.

“Jika tahanan mendapatkan kunjungan, mereka dipertemukan di ruangan khusus, biasanya bawa makanan, karena makanan di rutan mungkin membuat tahanan kangen masakan rumah. Di sini mereka memberikan ponsel ataupun barang lain,” kata Rony, saat dihubungi, Rabu (11/12/2019).

Modus penyelundupan lain yang pernah terungkap adalah menyembunyikan narkoba sabu di diapers yang dipakai oleh bayi yang dibawa oleh pengunjung.

“Jadi salah satu tahanan ini dikunjungi oleh istrinya, membawa bayi. Saat pemeriksaan, petugas kami menemukan narkoba sabu-sabu. Bayangkan, masa tega naruh narkoba di dalam diapers yang dipakai si bayi,” kata Rony.

Alat pemindai (x-ray) yang biasanya menjadi andalan untuk menyortir barang-barang yang dibawa oleh pengunjung masih rusak dan belum diperbaiki.

“Karena keterbatasan anggaran, jadi saat ini belum diperbaiki. Kami dapat nomor urut ke-21 untuk lapas dan rutan se-Indonesia yang hendak diperbaiki x-ray-nya,” kata Rony.

Baca juga: Berusaha Rebut Senjata Polisi, Bandar Narkoba di Makassar Ditembak Mati

Rony mengakui, kerusakan alat pemindai ini berpotensi membuat penyelundupan barang-barang terlarang ke dalam rutan menjadi lebih besar.

Jumlah tahanan saat ini, kata Rony, mencapai 1.300 orang dari kapasitas rutan yang hanya mampu menampung 750 orang. Kemudian, jumlah petugas pengamanan hanya 17 orang.

“Setiap hari lebih dari 100 orang datang berkunjung, sedangkan alat rusak, sehingga pemeriksaan harus dilakukan secara manual. Ini yang bisa menyebabkan kealpaan dan barang lolos masuk ke dalam,” kata Rony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com