KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan evaluasi pasca-bencana longsor di lokasi proyek double track Rel Kereta Api Sukabumi-Bogor KM 19/900, Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Bogor, Jawa Barat.
Perisitiwa longsor yang menewaskan dua pekerja proyek tersebut terjadi pada Sabtu (16/11/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.
Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Supandi menyebutkan kronologi kejadian.
Baca juga: Tragedi Longsor Proyek Double Track Sukabumi-Bogor, Perginya Sang Tulang Punggung Keluarga...
Menurut dia, saat itu ada 8 pekerja yang melakukan galian di tebing untuk memasang rettinig wall atau dinding penahan tanah.
Namun, tebing setinggi 7 meter itu tiba-tiba ambruk menimpa para pekerja.
Tiga orang pekerja bisa melarikan diri dalam kejadian tersebut dan lima pekerja lainnya terdampak langsung material longsor.
Para pekerja yang tertimbun tanah longsor itu langsung dievakusi menggunakan alat berat milik PT KAI.
Baca juga: Kata Mandor Double Track Sukabumi-Bogor: Proyek Sudah Dipastikan Aman, tapi Takdir Berkata Lain
Dua di antaranya meninggal dunia di lokasi dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
"Ada 8 (orang) waktu itu dan 5 yang terdampak (longsor) 2 meninggal dan 2 masih di rawat di RSUD Ciawi kemudian yang 1 sudah pulang," katanya kepada Kompas.com ketika dihubungi, Senin (18/11/2019).
Lebih lanjut Supandi menjelaskan, bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah peristiwa tersebut disebabkan kecelakaan kerja atau faktor lainnya.
Baca juga: Korban Longsor Proyek Double Track Sukabumi-Bogor asal Grobogan
Kuat dugaan bahwa bencana longsor di proyek double track tersebut terjadi karena cuaca ekstrem pada Jumat (15/11/2019).
Daerah tersebut diguyur hujan sejak sore hari hingga malam hari, akibatnya tanah menjadi labil dan tebing yang sedang digali itu rentan ambruk.
"Tapi kan kita sudah tahu tuh salah satunya (faktor) alam dikarenakan terkena hujan semalaman (Jumat) jadi mungkin kondisi tanahnya juga penuh dengan air dan rentan terhadap longsoran," katanya.
Meski begitu, pihaknya akan bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk menentukan hasil evaluasi mengenai kejadian di proyek tersebut, dan hasilnya akan ditentukan besok.