Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2019, 11:34 WIB
Reni Susanti,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Mahasiswa Desain Produk dan Biomedika Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan tongkat tuna netra yang diberi nama I-Cane.

Tongkat tersebut diluncurkan sekaligus diperkenalkan kepada publik dalam acara World Sight Day 2019 di Bandung, Sabtu (13/10/2019).

"I-Cane memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya GPS untuk melacak keberadaan difabel netra (DN)," ujar salah satu mahasiswa ITB yang mengembangkan I-Cane, Eko Agung Syaputra kepada Kompas.com, Sabtu (13/10/2019) malam.

Eko menjelaskan, GPS ini akan memberitahukan pemakainya soal posisi dia berada. Tak hanya itu, GPS ini terkoneksi dengan keluarga difabel netra.

Hal itu memungkinkan keluarga mengetahui dimana DN. Bahkan jika DN disorientasi atau kehilangan arah, keluarga bisa mengecek keberadaannya lewat tongkat I-Cane.

Selain itu, tongkat I-Cane dilengkapi dengan sensor dan roda. Sensor penghalang yang mengeluarkan bunyi dan getar ini akan memberitahukan apa yang ada di depannya.

"Tongkat ini sensitif terhadap benda dan kecepatan. Jadi kalau ada orang dan motor lewat, tongkat bisa mendeteksinya," ucapnya.

Daya jangkau deteksinya, sambung Eko, sekitar 1 meter di medan apapun. Tongkat ini pun dilengkapi roda untuk mempermudah pergerakan dan bisa berubah sebagai tumpuan saat harus naik tangga atau di atas permukaan yang tak rata.

Saat ini, ia tengah menyiapkan dua prototype lagi. Dua prototype ini hampir sama dengan I-Cane. Bedanya, ukuran prototype lebih kecil.

"Kalau ukuran tongkat normal sekitar 110 cm di Indonesia. Di luar negeri panjangnya 130 cm,” imbuhnya.

Eko mengungkapkan, proses pengembangan I-Cane dia lakukan selama dua tahun. Berawal dari perlombaan yang digelar Syamsi Dhuha Foundation (SDF).

I-Cane akan diproduksi massal. Namun ia tidak mengetahui apakah akan dikomersialisasikan atau tidak. Kata dia, hal itu bergantung pada SDF.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com