AMBON, KOMPAS.com - Sejak rumah sakit darurat dr Ishak Umarela dibangun di lokasi pengungsian Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, ribuan pengungsi yang sakit dirawat di rumah sakit tersebut.
Kepala Bidang Pelayanan dan Perawatan di Rumah Sakit Darurat dr Ishak Umarela, Hasnawati Rasyid mengatakan, rumah sakit darurat itu telah didirikan di lokasi tersebut saat gempa menguncang Pulau Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9/2019) pekan lalu.
“Untuk hari pertama saat 26 September itu, pengungsi yang kita tangani sebanyak 217 orang, itu untuk satu hari saja dari pagi sampai malam,” kata Hasnawati kepada wartawan di rumah sakit tersebut, Sabtu (12/10/2019).
Baca juga: Trauma Gempa Ambon, Warga Memilih Dirawat di Halaman Rumah Sakit
Sementara untuk jumlah pengungsi rawat jalan yang ditangani di rumah sakit tersebut sejak hari pertama rumah sakit tersebut didirikan hingga saat ini berjumlah 1.180 pasien.
“Itu untuk rawat jalan dari hari pertama sampai hari ini,” katanya.
Adapun untuk pasien yang menjalani perawatan secara intensif sebanyak 229 orang.
Ratusan pasien itu sebelumnya ikut dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tersebut.
Baca juga: Gempa Ambon, Sejumlah Kantor Pemerintahan dan Rumah Warga Hancur
Saat ini kata dia setelah rumah sakit memberlakukan penggunaan BPJS bagi para pasien, pengungsi yang dirawat di rumah sakit darurat tersebut pun mulai menurun drastis,
"Sampai hari ini hanya 7 yang rawat jalan, karena sudah diberlakukan BPJS,” ujarnya.
Dia menambahkan setelah BPJS diberlakukan pihaknya tidak lagi bisa melayani pengobatan gratis terhitung sejak masa tanggap darurat dicabut pada 9 september tiga hari lalu.
“Kami dituntut untuk bayar BPJS, katanya tanggap darurat sudah selesai sehingga kita juga kesulitan mau gratiskan untuk masyarakat juga salah,” katanya.