KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Upaya Semarang Mewujudkan Sustainable City Lewat Pengolahan Sampah

Kompas.com - 05/10/2019, 08:37 WIB
Anissa DW,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah melakukan berbagai upaya pengolahan sampah secara serius sejak 2012.

Pasalnya, kota berpenduduk 1,7 juta orang itu menghasilkan 1.000-1.200 ton sampah setiap hari. Menurut Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu, jika tidak ada upaya serius dalam mengelolanya, timbunan sampah yang dihasilkan semakin besar dan menjadi permasalahan lingkungan.

Untuk itu, sejak 2012, Pemkot Semarang melakukan pengolahan sampah menjadi kompos, dengan produksi 300-400 kubik per hari.

“Dilanjutkan dengan pembangunan sistem landfill gas, bantuan dari Kerajaan Denmark senilai Rp 46 miliar, juga dukungan dari Kementrian PUPR, Kemenkomaritim, Kementrian Lingkungan Hidup, dan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah,” cerita Hendi.

Baca juga: Normalisasi BKT Semarang Butuh Dana Rp 77 Miliar, Rampung Akhir 2020

Dengan sistem tersebut, 9 hektar timbunan sampah di TPA Jati Barang ditutup dengan geo membrane, sehingga menghasilkan gas metana. Kemudian gas itu dikonversikan menjadi listrik sebesar 0,8 Megawatt.

Membangun PLTSa

Selain dijadikan kompos, Pemkot Semarang juga mengembangkan sampah sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Hendi menjelaskan, upaya ini dilakukan untuk mendorong Kota Semarang menjadi Sustainable City (Kota Berkelanjutan).

Untuk mewujudkannya, Pemkot Semarang melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) Landfill Gas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Kota Semarang dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), Jumat (4/10/2019).

Melalui perjanjian tersebut, listrik sebesar 0,8 Megawatt dari pengolahan sampah di Kota Semarang, sudah dapat dimanfaatkan untuk menyuplai PLN unit induk distribusi Jateng dan Yogyakarta. Adapun proses komisioning untuk suplai listrik akan segera dimulai, sehingga dapat berjalan lancar.

Baca juga: Gandeng Swasta, Pemkot Semarang Akan Cat Ulang Kampung Pelangi

Di sisi lain, Hendi menegaskan, pekerjaan rumah Kota Semarang dalam pengelolaan sampah masih banyak. Sebabnya, Kota Semarang sedang mempersiapkan PLTSa dengan kapasitas lebih besar.

Dengan menggunakan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), senilai Rp 1,4 triliun, PLTSa itu ditargetkan beroperasi pada 2022.

“Ke depan, masih harus mengawal dan memastikan suplai ini lancar. Pemkot pun akan terus mengolah 800-900 sisa sampah yang belum terolah dengan pola PLTSa menggunakan insenerator dengan produksi 15-22 Megawatt,” pungkasnya.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com