PALEMBANG, KOMPAS.com- Perburuan harta Karun di Dusun Serdang, Desa Kuala Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan membuat jejak masa kerajaan Sriwijaya terancam hilang
Sebab, harta Karun yang ditemukan warga berupa perhiasan, logam mulia hingga manik-manik diperlukan para peniliti untuk menyusuri jejak kerajaan Sriwijaya.
Arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan, para warga yang berburu harta Karun di lokasi tersebut didanai oleh cukong yang ingin mendapatkan keuntungan besar dengan melakukan penggalian secara ilegal.
Menurut Retno, temuan perhiasan dan barang-barang di tempat itu biasanya akan dijual ke pasar gelap bahkan keluar negeri.
"Sebenarnya yang diburu para cukong-cukong itu adalah manik-manik. Karena nilai jualnya bisa sampai puluhan juta,"kata Retno, Jumat (4/10/2019).
Baca juga: Warga Ramai-ramai Berburu Emas dan Perhiasan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Lokasi Karhutla
Retno menerangkan, manik-manik yang menjadi buruan utama para cukong terbuat dari kaca dan carnelian. Namun, perhiasan itu belum bisa dipastikan dibuat pada jaman kerajaan Sriwijaya karena tidak bisa dilakukan penanggalan.
Jika perburuan terus dilakukan dan penemuan barang kuno di Dusun Serdang, Desa Kuala Sungai Jeruju diperjualbelikan secara ilegal, bukti kerajaan Sriwijaya akan hilang.
"Kalau disebut kerajaan Sriwijaya maritim buktinya apa? Penjualan barang-barang kuno yang dicari secara ilegal, tentu dapat menghilangkan jejak tersebut,"ujarnya.
Balai Arkeologi pun mencoba memberikan pemahaman kepada warga untuk tidak menjual barang temuan itu secara ilegal. Sehingga jejak kerajaan Sriwijaya bisa ditelusuri di daerah tersebut.
"Setidaknya temuan warga itu harus didata dulu, sehingga kita bisa melihat cerita Sriwijaya seperti apa,"mucapnya.
Baca juga: Ridwan Saidi Sebut Sriwijaya Kerajaan Fiktif, Budayawan Sumsel Bikin Video Tandingan
Diberitakan sebelumnya, berbagai perhiasan jaman kerajaan Sriwijaya ditemukan warga di lokasi bekas kebakaran lahan tepatnya di Kecamatan Tulang Selapan, Cengal dan Air Sugihan, kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Penemuan itu disampaikan langsung oleh Arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwati, Rabu (2/9/2019).
Retno menjelaskan, lokasi lahan gambut yang terbakar tersebut diduga dulunya merupakan kawasan perdagangan atau pelabuhan besar pada masa Kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan.
Hal itu diperkuat dengan ditemukannya bagian kapal, seperti kemudi, dayung dan papan kapal dilokasi tersebut pada beberapa waktu lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.