PEKANBARU, KOMPAS.com - Hampir setiap malam warga ramai membeli makanan di warung kaki lima di sepanjang Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau.
Namun, sejak musim asap, warung kaki lima sangat sepi pembeli.
Dalam pandangan Kompas.com, Kamis (19/9/2019) malam sekitar pukul 20.00 WIB, beberapa warung kaki lima sepi pembeli.
Para pedagang tampak sudah menyediakan kursi dan meja di pinggir jalan, dan semua menu makanan serta minuman siap untuk dijual.
Baca juga: Diduga Terpapar Kabut Asap, Bayi 3 Hari di Riau Meninggal
Salah seorang pedagan kaki lima, Akir Fatiwa (43) mengaku omzetnya turun selama asap pekat di Pekanbaru.
"Sejak kabut asap memang jauh menurun masalah omzet kami. Separoh dari yang standar. Mungkin orang-orang malas cari makan keluar karena kabut asap tebal," katanya saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.
Setiap malam, Akir mulai buka lapak dari pukul 20.00 hingga pukul 05.00 subuh.
Sebelum adanya bencana asap, warungnya selalu ramai pembeli.
Pembeli kebanyakan dari kalangan mahasiswa, karena, tempat Akir berjualan tidak jauh dari kawasan kampus perguruan tinggi.
"Sebelumnya, alhamdulillah banyak pembeli dan hasilnya lumayam. Tiap malamnya itu omzet sekitar Rp 2 juta. Tapi sejak kabut asap, sekarang turun menjadi Rp 1 juta hingga Rp 800.000. Jauh sekali menurunya," kata Akir.
Dia mengaku tempat jualannya sepi pembeli karena kabut asap sejak sepuluh hari terakhir.
Bahkan, sampai malam ini asap semakin pekat. Akir khawatir warungnya bakal makin sepi.
"Sampai jam 11 malam itu sudah sangat sepi pembeli. Sekarang baru dua orang yang datang beli makan. Semoga saja asapnya cepat hilang. Karena lama kelamaan asap ini bikin kami semakin rugi," katanya.
Pedagang kaki lima lainnya, Teguh (34) juga mengaku sepi pembeli gara-gara musim asap.
Tetapi, menurutnya, penurunan pembeli belum terlalu signifikan.