Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Kaki Lima di Pekanbaru Sepi Pembeli gara-gara Kabut Asap

Kompas.com - 20/09/2019, 05:30 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Hampir setiap malam warga ramai membeli makanan di warung kaki lima di sepanjang Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau.

Namun, sejak musim asap, warung kaki lima sangat sepi pembeli.

Dalam pandangan Kompas.com, Kamis (19/9/2019) malam sekitar pukul 20.00 WIB, beberapa warung kaki lima sepi pembeli.

Para pedagang tampak sudah menyediakan kursi dan meja di pinggir jalan, dan semua menu makanan serta minuman siap untuk dijual.

Baca juga: Diduga Terpapar Kabut Asap, Bayi 3 Hari di Riau Meninggal

Salah seorang pedagan kaki lima, Akir Fatiwa (43) mengaku omzetnya turun selama asap pekat di Pekanbaru.

"Sejak kabut asap memang jauh menurun masalah omzet kami. Separoh dari yang standar. Mungkin orang-orang malas cari makan keluar karena kabut asap tebal," katanya saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Setiap malam, Akir mulai buka lapak dari pukul 20.00 hingga pukul 05.00 subuh.

Sebelum adanya bencana asap, warungnya selalu ramai pembeli.

Pembeli kebanyakan dari kalangan mahasiswa, karena, tempat Akir berjualan tidak jauh dari kawasan kampus perguruan tinggi.

"Sebelumnya, alhamdulillah banyak pembeli dan hasilnya lumayam. Tiap malamnya itu omzet sekitar Rp 2 juta. Tapi sejak kabut asap, sekarang turun menjadi Rp 1 juta hingga Rp 800.000. Jauh sekali menurunya," kata Akir.

Dia mengaku tempat jualannya sepi pembeli karena kabut asap sejak sepuluh hari terakhir.

Bahkan, sampai malam ini asap semakin pekat. Akir khawatir warungnya bakal makin sepi.

"Sampai jam 11 malam itu sudah sangat sepi pembeli. Sekarang baru dua orang yang datang beli makan. Semoga saja asapnya cepat hilang. Karena lama kelamaan asap ini bikin kami semakin rugi," katanya.

Pedagang kaki lima lainnya, Teguh (34) juga mengaku sepi pembeli gara-gara musim asap.

Tetapi, menurutnya, penurunan pembeli belum terlalu signifikan.

"Kalau menurun iya. Tapi nggak terlalu signifikan lah. Ada juga beberapa orang yang datang beli makanan dan minuman," kata Teguh saat diwawancarai Kompas.com, Kamis malam.

Teguh mengaku sepi pembeli sejak dua hari terakhir ketika kabut asap akibat karhutla kian pekat.

Sebelum adanya kabut asap pekat, Teguh mengaku dalam satu malam, lapaknya dikunjungi pembeli hingga 300 orang. Ia sendiri membuka warung dari pukul 17.00 WIB sampai dini hari pukul 04.30 WIB.

"Sejak dua hari ini memang sedikit pembeli. Tapi seminggu yang lalu masih ramai," katanya.

Tak hanya itu, Teguh juga mengaku sudah sesak napas akibat menghirup udara tidak sehat itu. Terlebih pada pagi harinya, asap sangat pekat.

Baca juga: Cerita Bayi 8 Bulan Batuk dan Muntah Akibat Kabut Asap Riau, Diungsikan Orangtuanya ke Medan

Sebagaimana diketahui, kabut asap dampak karhutla sudah lebih dari sepekan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau. Kualitas udara sangat tidak sehat hingga berbahaya.

Dampak dari buruknya kualitas udara, banyak warga yang terpapar asap. Mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga lansia.

Tak sedikit pula korban asap yang mengungsi ke posko pengungsian. Bahkan, semakin hari terus bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com