"Kalau menurun iya. Tapi nggak terlalu signifikan lah. Ada juga beberapa orang yang datang beli makanan dan minuman," kata Teguh saat diwawancarai Kompas.com, Kamis malam.
Teguh mengaku sepi pembeli sejak dua hari terakhir ketika kabut asap akibat karhutla kian pekat.
Sebelum adanya kabut asap pekat, Teguh mengaku dalam satu malam, lapaknya dikunjungi pembeli hingga 300 orang. Ia sendiri membuka warung dari pukul 17.00 WIB sampai dini hari pukul 04.30 WIB.
"Sejak dua hari ini memang sedikit pembeli. Tapi seminggu yang lalu masih ramai," katanya.
Tak hanya itu, Teguh juga mengaku sudah sesak napas akibat menghirup udara tidak sehat itu. Terlebih pada pagi harinya, asap sangat pekat.
Baca juga: Cerita Bayi 8 Bulan Batuk dan Muntah Akibat Kabut Asap Riau, Diungsikan Orangtuanya ke Medan
Sebagaimana diketahui, kabut asap dampak karhutla sudah lebih dari sepekan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau. Kualitas udara sangat tidak sehat hingga berbahaya.
Dampak dari buruknya kualitas udara, banyak warga yang terpapar asap. Mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga lansia.
Tak sedikit pula korban asap yang mengungsi ke posko pengungsian. Bahkan, semakin hari terus bertambah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.