Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Meninggalnya 2 Peserta Surabaya Marathon 2019, Mantan Atlet Judo hingga Riwayat Penyakit Jantung

Kompas.com - 05/08/2019, 06:29 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dua peserta Surabaya Marathon 2019 meninggal dunia saat mengikuti ajang lomba marathon kategori 10 K di Surabaya, Minggu (4/8/2019).

Kedua peserta yang meninggal itu adalah Husnun Nadhor Djuraid (60), warga Kota Malang, Jawa Timur, dan Oentong P Setiono (55), warga Kelapa Gading, Jakarta.

Jenazah Husnun akan dibawa ke rumah duka di Perumahan Srikandi, Jalan Digul 2, Kelurahan Banul Rejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Sementara itu, jenazah Oentong akan dimakamkan di Solo.

Berikut 5 fakta dari meninggalnya 2 peserta maraton:

1. Terjatuh saat lari

IlustrasiFREEPIK.COM Ilustrasi
Dua peserta Surabaya Marathon 2019 meninggal dunia saat mengikuti ajang lomba marathon kategori 10 K di Surabaya, Minggu (4/8/2019).

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPB Linmas Kota Surabaya, secara tertulis, Minggu (4/8/2019) menjelaskan bawah Husnun Nadhor Djuraid (60) terjatuh di Jl. Pemuda (depan Bank BTPN). Sedangkan Oentong P Setiono (55) terjatuh di Jl. Basuki Rahmat.

"Kedua korban meninggal dunia setelah tiba di RSUD Dr. Soetomo," katanya.

Baca juga: 2 Peserta Surabaya Marathon 2019 Meninggal, Ini Dugaan Penyebabnya

 

2. Mengeluh ngantuk dan punya riwayat jantung

Ilustrasi jantungyodiyim Ilustrasi jantung
Sahabat Oentong, Heri mengatakan, korban masih bersama dirinya dan masih ikut berlari sampai 3 kilometer.

Menurut Heri, saat berlari itu Oentong sempat mengeluh dan merasakan kantuk.

"(Berlari) 3 kilometer masih sama saya, dia enggak ngomong capek apa-apa, mengeluhnya ngantuk, 'Semalam saya ngantuk'. Cuma itu saja yang dia bilang," ujar Heri, Minggu.

Sementara itu, putri almarhum Husnun, Amalia Kautsariah mengatakan, ayahnya terjatuh saat jarak 8 kilometer.

Kemudian, tim medis datang membantu untuk mengecek detak jantungnya menggunakan alat pacu jantung. Namun, jantungnya tidak berdenyut.

Menurut Amaliah, korban memang memiliki riwayat penyakit jantung.

Baca juga: Ini Kronologi Meninggalnya Dua Peserta Surabaya Marathon 2019

 

3. Mantan atlet judo dan sering ikut lomba lari

Ilustrasi lari tanpa alas kakishutterstock Ilustrasi lari tanpa alas kaki
Sahabat Oentong, Heri mengatakan bahwa korban adalah atlet judo dan pernah meraih medali emas di ajang Sea Games pada 1989 silam.

Meski sudah berusia 55 tahun, dia masih semangat ikut lari maraton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com