Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2019, 23:06 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Sulawesi Utara dr Liesje Punuh menyatakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) online sudah berlangsung baik.

Namun, masih banyak siswa yang belum paham menginput data. Selain itu, banyak juga siswa yang terkendala karena tidak memiliki fasilitas laptop maupun komputer.

"Itu yang kami temui di lapangan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com via telepon, Rabu (26/6/2019) malam.

Baca juga: Aplikasi Zonasi Eror, Orangtua Murid Geruduk Posko PPDB Kalbar
Sebenarnya, kalau siswa sudah memahami input data secara online, dia sudah bisa mengisi dari rumah. Jadi, saat datang ke sekolah tinggal melakukan verifikasi.

"Tapi, nyatanya tidak seperti itu. Mereka datang berbondong-bondong bersama orangtua mendaftar di sekolah. Seperti manual. Padahal sudah sistem online," kata Liesje.

Menurut dia, para siswa seakan lebih suka dibantu oleh sekolah melakukan input data. Bedanya, kalau siswa tersebut tidak memiliki fasilitas laptop atau komputer.

"Silakan ke sekolah, dan sekolah siap membantu menginput data," ujarnya.

Selain itu, kata Liesje, di lapangan masih banyak yang memilih sekolah favorit.

"Itu fenomena yang terjadi di Manado saat ini," tuturnya.

Ia mengaku fenomena itu terjadi di beberapa wilayah di Manado saat dirinya melakukan kunjungan.

"Ada dua SMA yang berdekatan, SMA yang satu orangtua mendampingi anaknya mendaftar terlihat banyak hingga siang. Sedangkan SMA yang satu, pukul 09.00 Wita sudah sunyi. Tidak ada siswa yang mendaftar. Ini ada apa?" sebut dia.

Baca juga: PPDB SMA di Sulawesi Selatan Ditunda Sehari, Ini Alasannya

PPDB online dibuka sejak tanggal 24 sampai 29 Juni 2019. Ada 131 SMA/SMK Negeri yang melaksanakan PPDB online tahun 2019.

Sedangkan untuk zonasi, kata dia, pihaknya mengikuti Permendikbud. Zonasi 80 persen, prestasi 15 persen, dan lima persen hitung mengikuti tugas orangtua.

"Untuk prestasi, tidak perlu zonasi. Prestasi itu suka-sukanya siswa di sekolah mana. Prestasi itu tidak hanya hasil UNBK tinggi, tapi juga juara di sekolah, juara kesenian, dan olahraga bisa masuk," katanya.

Sementara, untuk zonasi, di dalam 80 persen itu sudah harus penerima kartu indonesia pinter (KIP) dan program keluarga harapan (PKH) untuk orang susah.

"Jadi, tak ada istilah anak untuk tidak sekolah. Apalagi di sekolah negeri," ucapnya.

Ia menjelaskan, zonasi diatur oleh sistem. Jadi, siswa harus membawa kartu keluarga (KK), kemudian input alamat yang tertera di KK, setelah itu sistem akan menghitung jarak.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com