Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Perang Sarung Setelah Tarawih, Polisi Gelar Operasi

Kompas.com - 16/05/2019, 18:30 WIB
Budiyanto ,
Rachmawati

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Aksi tawuran perang sarung yang kerap terjadi di Sukabumi, Jawa Barat selama bulan Ramadhan mengakibatkan beberapa korban terluka.

Untuk mengantisipasi semakin meluasnya tindakan kekerasan yang terjadi selepas shalat Tarawih hingga menjelang waktu sahur, Polres Sukabumi Kota menggelar Operasi Suci Ramadan.

Hasil dari Operasi Suci Ramadan ini, polisi telah berhasil menggagalkan dan membubarkan tawuran di beberapa lokasi.

"Setelah selesai shalat Tarawih hingga sahur ini sering terjadi tawuran atau aksi kekerasan. Makanya kami menggelar Operasi Suci Ramadan di 15 titik untuk mengantisipasi tawuran tersebut," ungkap Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro dalam jumpa pers di Sukabumi, Kamis (16/5/2019).

Baca juga: Tawuran, 53 Pemuda Diamankan Polisi dan Diberi Nasihat Ustaz

Para pelaku rata-rata adalah remaja dan di bawah umur. Mereka melakukan perang sarung dengan motif bersaing untuk menunjukkan kelompoknya hebat atau dominan.

Polisi juga mengamankan dua pelaku yaitu RA alias Dadam (17) dan MR alias Dani (17), warga Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole.

Karena pelaku berusia anak-anak, maka akan diberlakukan sesuai undang-undang yang berlaku.

"Dalam aksi kekerasan perang sarung ini sudah ada dua korban luka pada kepalanya. Kami juga menyelidiki ajakan-ajakan perang sarung melalui media sosial," tutur dia.

Saat jumpa pers, diperlihatkan barang bukti berbagai jenis sarung yang telah dimodifikasi menjadi senjata dan beberapa bilah senjata tajam.

Batu dalam lilitan sarung

Susatyo menjelaskan, alat atau senjata yang digunakan para pelaku dalam aksi perang sarung adalah sarung yang biasa digunakan untuk shalat.

Sarung dimodifikasi sedemkian rupa dengan dipintal atau dililit sehingga menjadi kecil. Di bagian ujung lipatan kemudian dimasukan benda keras seperti batu.

"Tapi ada juga yang diikatkan atau disambungkan dengan gir besi dan alat lainnya," jelas Susatyo sambil memperlihatkan barang bukti sarung yang sudah dimodifikasi dengan gir.

Baca juga: Dua Kelompok Pelajar SMK Cirebon Tawuran di Sumedang, Ini Kronologinya

Susatyo juga mengimbau agar orang tua selalu mengawasi anak-anaknya untuk mencegah tawuran serta diminta untuk mengecek sarung-sarung yang digunakan shalat Tarawih.

"Saya berharap tawuran atau tindakan kekerasan dengan istilah perang sarung ini bisa dihentikan," harap Susatyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com