Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Perkelahian Siswa Akibat Saling Ejek di Medsos, Pelapor Babak Belur hingga Dugaan Ancam Buat Onar

Kompas.com - 06/05/2019, 16:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saling ejek di media sosial, seorang pelajar di Bandung, Jawa Barat (Jabar), babak belur dikeroyok sejumlah temannya, Jumat (3/5/2019). 

Korban berinisial EA (17) melaporkan kejadian yang menimpanya ke Mapolrestabes Bandung. Saat itu korban datang bersama pengacaranya, Robby Kurnia. 

Robby menjelaskan, korban dan terduga pelaku merupakan teman sekolah. Perselisihan dimulai melalui sosial media sejak enam hari lalu.

Saat ini polisi telah melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi. Hasil sementara, polisi menganggap kasus tersebut bukanlah pengeroyokan, tapi duel satu lawan satu antara korban dan pelaku. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Berawal dari saling ejek di media sosial

Ilustrasi perkelahian Ilustrasi perkelahian

Kuasa hukum EA, Robby Kurnia menjelaskan, dugaan penghinaan melalui media sosial dimulai dari enam hari yang lalu.

“Saling melempar ejekan. Sebelumnya para pelaku sudah seringkali melakukan verbal abuse. Korban baru melakukan pembalasan secara verbal kali ini, dimana sebelumnya hanya diam saja dihina,” kata Robby yang dihubungi Sabtu (4/5/2019).

Menurut Robby, terduga pelaku P yang tidak terbiasa dilawan korban, merasa emosi ketika korban melawan balik secara verbal.

Bahkan, P mengumpulkan teman-temannya untuk menganiaya EA. Pada Kamis (2/5/2019), P dan teman-temannya meneror korban via telepon dan media sosial sepanjang hari.

Baca Juga: Gara-gara Saling Ejek di Medsos, Pelajar di Bandung Dikeroyok Teman-temannya

2. Para pelaku diduga ancam buat keonaran di rumah korban

Ilustrasi media sosial cyber bullyOcusFocus Ilustrasi media sosial cyber bully
Menurut Robby, P dan teman-temanya berencana mendatangi rumah korban. Para pelaku terus mengintimidasi korban via medsos dan telepon.

“Jumat, 3 Mei 2019 pagi hari, pelaku dan teman temannya ingin membuat rusuh di rumah korban yang notabene adalah restoran. Karena korban merasa tidak enak hati dengan keluarga, apabila keributan terjadi di tempat usaha atau rumah, maka korban membuat fake GPS (share location) seolah olah korban tidak ada di Bandung melainkan di Jakarta,” kata Robby.

Namun, upaya yang dilakukan EA ini tak berhasil lantaran diketahui oleh pelaku dan teman-temannya.

“Berhubung sudah dekat dengan jam shalat Jumat, korban dan kakek korban pergi ibadah ke masjid. Tetapi alasan tersebut tidak diterima pelaku dan teman-temannya, dan tetap meneror korban. Sehingga korban takut kalau pelaku akan tetap menyerbu rumahnya,” tutur Robby.

Baca Juga: Tertipu Lowongan Pekerjaan Lewat Medsos, Gadis 17 Tahun di Pontianak Diperkosa

3. Korban diduga dikeroyok hingga babak belur

Ilustrasi 
DIDIE SW/dok. Kompas.com Ilustrasi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com