JOMBANG, KOMPAS.com - Awal bulan Ramadhan tahun ini menjadi momentum tak terlupakan bagi warga Dusun Beluk Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Mengawali bulan puasa, warga Dusun Beluk tak bisa melaksanakan sejumlah aktivitas yang biasanya mereka lakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Hal itu terjadi akibat banjir yang melanda wilayah perkampungan mereka.
Sejak Rabu (1/5/2019) pagi, wilayah Dusun Beluk Kabupaten Jombang dilanda banjir. Ketinggian air dari banjir di perkampungan ini antara 30 - 80 sentimeter.
Baca juga: Tradisi Unik Sambut Ramadhan, Gerebeg Apem Simbol Minta Ampunan di Jombang
Sudah hampir sepekan banjir menggenangi wilayah perkampungan yang dihuni 300 kepala keluarga (KK) tersebut. Namun, tanda-tanda banjir akan segera surut masih belum nampak.
Hingga datangnya malam pertama bulan Ramadhan, banjir masih menggenangi wilayah Dusun Beluk. Praktis, penduduk setempat menjalani malam pertama bulan Ramadhan di tengah kondisi banjir.
"Untuk makan sahur nanti akan di kirimi dari BPBD," ungkap Warsi, salah satu warga Dusun Beluk, saat ditemui di kediamannya, Minggu (5/5/2019) malam.
Warsi menuturkan, sejak dilanda banjir, aktivitas sebagian besar penduduk terganggu. Mereka tidak bisa bepergian secara leluasa karena hampir seluruh wilayah Dusun Beluk digenangi air.
Sebagian rumah penduduk tergenang banjir dengan ketinggian antara 10 -30 sentimeter. Banjir menggenangi jalan raya dan pekarangan rumah, ketinggiannya mencapai 80 sentimeter.
"Biasanya kan di sini ada (tradisi) nyekar ke makam. Tapi karena makamnya (pemakaman umum) gak kelihatan, ya gak bisa (nyekar)," tuturnya.
Di Dusun Beluk Desa Jombok terdapat dua tempat ibadah umat Islam, yakni satu mushala dan satu masjid. Lokasi masjid berada di sisi barat dusun dan tidak terdampak banjir.
Sedangkan, satu mushola di dusun tersebut berada di sisi tengah agak ke timur. Sejak awal datangnya banjir, Mushala ini tidak bisa digunakan untuk shalat berjamaah karena lingkungan sekitarnya dikepung banjir.
"Dengan kondisi seperti ini, jalanan banjir, masyarakat ya terganggu. Mau ziarah (makam) tidak bisa, mau shalat tarawih ya kondisinya seperti ini. Mushala sih gak sampai terendam ya, tapi dikelilingi air," ujar Akad Sujadi, warga setempat.
Baca juga: KPPS di Jombang Meninggal Dunia, Tinggalkan Istri yang Hamil 8 Bulan
Untuk memasak sendiri, penduduk setempat tidak bisa melakukannya. Sebab sebagian besar dapur di rumah penduduk terkena banjir.
Langganan banjir, tahun ini paling parah