Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geger Kemunculan Lubang Besar di Area Persawahan Sukabumi, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 29/04/2019, 12:36 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Kemunculan lubang berukuran besar di area persawahan di Kampung Legoknyenang, RT 5/2, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, menggegarkan warga setempat. Area di sekitar lubang tersebut sudah digaris polisi, Senin (29/4/2019).

Sebelumnya, lubang besar serupa pernah terjadi pada September 2018 di sekitar lokasi yang sama.

Petugas tanggap darurat BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng, mengimbau warga agar selalu siaga dan waspada.

Warga disarankan mengatur jadwal piket siang hari dan ronda malam hari.

"Agar 1 x 24 jam selalu terpantau dan mudah untuk dikendalikan oleh RT RW Kadus, Kades, Babinsa, dan Babinmas," kata Daeng melalui sambungan telepon, Minggu (28/4/2019).

Baca juga: Tanah Ambles Berbentuk Lubang Bulat di Sukabumi Hebohkan Warga

Daeng mengatakan, di lokasi sawah ambles, mengancam jalan setapak yang juga bisa ambles.

"Semuanya bisa kami kendalikan berkat kerjasama dengan relawan, tagana, perangkat desa, tenaga medis, kader posyandu, kader PKK, pemuda, TNI, Polri, koramil, polsek, yang selalu siaga 1x24 jam," ujarnya.

Penjelasan ahli Geologi

Ahli Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Imam A Sadisun mengatakan, analisis sementara tentang lubang sedalam 12 meter itu akibat adanya 'piping erosion' atau erosi buluh.

Pada umumnya, piping erosion diawali oleh adanya mata air pada lereng. Lantaran sebagian material tanah pada lereng tersebut ada yang sifatnya relatif lepas, erosi buluh kemudian terbentuk.

"Pada awalnya terbentuk saluran seperti lubang pipa. Saluran tersebut lama-lama bisa membesar dan membentuk semacam gua," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar, melalui sambungan telepon, Minggu.

Baca juga: Ada Terowongan Air di Bawah Tanah Ambles Berbentuk Lubang di Sukabumi

Selanjutnya, retakan tanah dalam jangka waktu lama akan kian membesar membentuk gua-gua di dalam tanah.

Pada akhirnya sebagian atap gua yang ada, tak cukup kuat menahan beban tanah di bagian atasnya sehingga terbentuknya lubang yang cukup besar.

"Proses ini bisa terjadi pada lapisan-lapisan endapan produk letusan gunung api atau endapan vulkanik. Sebagian di antaranya cukup sensitif terbentuk erosi piping oleh aliran air tanah," kata Imam.

Menurutnya, sepanjang jalur lubang pipa atau gua di bawah permukaan, harus diwaspadai oleh penduduk sekitar. Karena bisa jadi terjadi runtuhan lain di sepanjang jalur lubang tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com