Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Caleg Stres di Padepokan Maung Bodas, Depresi Suara Jeblok karena Di-PHP Timses (1)

Kompas.com - 29/04/2019, 06:04 WIB
Candra Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Suara "nyanyian" serangga pohon terdengar bersahutan siang itu, Minggu (28/4/2019), di Padepokan Maung Bodas yang berada di Kampung Cisema, Desa/Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Sementara dari kejauhan sayup terdengar suara nadom atau puja-puji kepada Allah yang dinyanyikan ibu-ibu pengajian di sebuah masjid.

Saat Kompas.com tiba di gerbang masuk padepokan, suasana tampak sepi. Hanya ada satu-dua orang pengurus padepokan yang ada di sana. "Kalau siang gini sepi, "pasien" yang datang sore sampai malam," kata salah seorang pengurus padepokan.

Tidak lama, pimpinan Padepokan Maung Bodas, Ujang Ano Lodaya mempersilakan Kompas.com untuk menemuinya di kediamannya. Salah seorang pengurus mengantar saya ke rumah pimpinan padepokan yang jaraknya cukup dekat dari padepokan.

"Semua sudah 20 caleg yang ke sini," ujar Wak Ano, sapaan Ujang Ano mengawali pembicaraan.

Baca juga: Depresi, 14 Caleg Berobat ke Padepokan Maung Bodas di Ciamis

Dari jumlah tersebut, tidak semua caleg menjalani tahapan rehabilitasi. Ada yang sebatas silaturahmi, ingin menenangkan diri atau "niis" (menyepi), dan konsultasi. "Yang melalui tahapan-tahapan rehabilitasi sekitar 10 orang," kata Wak Ano.

Saat "niis", aktivitas para caleg paling sekadar ngobrol, curhat, minta pandangan, minta solusi kepada Wak Ano. Mereka ada juga yang benar-benar ingin menyepi dan rileks di padepokan tersebut.

"Curhat arahnya ke sana, perolehan suara jeblok. Memang diluar dugaan mereka," ujar Wak Ano.

Dari hasil curhat dan merehabilitasi caleg depresi, Wak Ano menyimpulkan 75 persen kegagalan caleg diakibatkan tim sukses yang memberi laporan-laporan palsu kepada caleg.

"Mereka (timses) banyak PHP-in caleg," katanya.

Baca juga: RSJ Provinsi Jabar Siapakan Ruang VIP Tangani Kasus Caleg Stres Pasca-pemilu

Para caleg percaya penuh terhadap timsesnya. Sedangkan sejumlah timses, bekerja seenakna. Mereka ada yang menjanjikan suara di sini aman, kemudian mendorong caleg untuk bisa mengeluarkan finansal ke kelompok-kelompok tertentu.

"Tapi (suara) yang dijanjikan timses tidak sesuai. Kebanyakan (caleg depresi) mengeluhkan itu, tentang informasi-informasi bodong yang disampaikan relawan-relawannya, timsesnya," ucap Wak Ano.

Para caleg ada yang diantar timses, keluarga, maupun datang sendiri ke padepokan. Kondisi depresi yang dialami mereka beragam, kerap melamun, ada yang ngomong terus menerus seolah sedang berorasi, dan ada yang membentur-benturkan kepala.

Hal itu didasari karena rasa minder, malu sama lingkungan. Mereka ada yang merasa diri sudah ditokohkan, atau sudah menokohkan diri, dan mereka meyakini pasti menang.

Baca juga: Suka Duka Perawat Caleg Stres, Harus Sabar Dengar Janji Kampanye hingga Tak Boleh Baper

Menurut Wak Ano, caleg tidak memiliki program saat kalah, kebanyakan hanya memiliki program saat menang. Mereka tidak menyiapkan ruang alternatif, atau program ketika kalah. "Kebanyakan begitu, jadi mereka tidak siap kalah," ucapnya.

Rasa optimistis, kata Wak Ano harus ada. Setiap kontestasi memerlukan optimisme. Tapi diluar optimistis itu, mereka harusnya menyiapkan diri, harus legowo saat suaranya kecil. "Ini yang tidak disiapkan. Sehingga kekecewaan terus tumbuh dan selalu memiliki rasa minder," kata dia.

Caleg yang membentur-benturkan kepala, lanjut Wak Ano, sudah sembuh total. Dia justru merasa puas saat membturkan kepala. Reaksi itu untuk meluapkan emosi.

"Ada sisi positif, dilihat dari cara dia meluapkan emosi, hanya melukai diri, tidak orang lain. Emosinya tersalurkan ketimbang memendam diri. Tapi harus cepat ditangani," jelasnya. 

Baca berita selanjutnya di: Pengobatan Caleg Stres di Padepokan Maung Bodas, Pakai Metode Relaksasi hingga Rukiah (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com