KOMPAS.com – Marah, kecewa, sedih, dan berbagai emosi negatif lainnya kerap muncul saat seseorang baru saja mengalami kekalahan. Ini juga dirasakan para calon anggota legislatif yang merasa tidak mendapat cukup suara untuk duduk sebagai anggota dewan.
Emosi para caleg ini merupakan peristiwa yang kerap terjadi setelah pemilu usai. Mereka yang tidak terpilih dan merasa sudah mengeluarkan usaha dan modal yang tidak sedikit, kemudian melampiaskan amarahnya dengan berbagai cara.
Hal ini juga terjadi pada Pemilu 2019 yang pemungutan suaranya sudah dilaksanakan pada 17 April kemarin. Beberapa caleg diketahui mengalami guncangan emosi pasca-kekalahan yang mereka ketahui berdasarkan hasil penghitungan suara yang ada di lapangan.
Beberapa di antaranya ada yang menjalani ritual rukiah, mandi kembang, dan menyindir masyarakat di daerah pemilihannya.
Cerita bermula saat caleg DPR RI dari Partai Nasdem, Ahmad Hatari, memberikan sambutan kepada jemaah usai melaksanakan shalat Jumat (19/4/2019).
Dalam sambutan itu, Hatari membahas bantuan yang sudah ia berikan selama masa kampanye. Namun, dia merasa tidak mendapat timbal balik yang sesuai dari masyarakatnya.
Ia yang tercatat masih aktif menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019, hanya mendapatkan dukungan sebanyak 700 suara pada pemilu kali ini.
Pernyataan Hatari mengundang emosi jemaah. Mereka pun meminta Hatari untuk keluar dari masjid dan meninggalkan Kelurahan Tomolou.
Baca juga: Tersinggung soal Perolehan Suara, Warga Kembalikan Karpet dari Caleg
"Jemaah yang ikut shalat Jumat itu terbawa amarah yang tidak bisa dibendung lagi, mereka langsung berteriak Ahmad Hatari agar keluar dari masjid dan meninggalkan Kelurahan Tomalou, karena di tempat ibadah ini Ahmad Hatari menyinggung soal bantuan di Masjid Tomalou," kata salah seorang jamaah bernama Saiful.
Terpancing emosi, warga kemudian bergotong-royong mengeluarkan bantuan yang sebelumnya diberikan oleh Hatari, salah satunya berupa karpet masjid.
Karpet itu ditarik dari dalam masjid dan dikembalikan ke desa tempat Hatari berasal, yakni di Kelurahan Gurabati.
Salah satu caleg bernama Yayat Abdurrahman mendatangi Padepokan Anti Galau Yayasan Al Busthomi. Ia merasa pesimistis atas hasil usahanya menjadi DPRD Kabupaten Cirebon.
Dikutip dari Tribunnews.com, sesampainya di padepokan yang beralamat di Desa Sinarrancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon itu, Yayat menjalani ritual mandi kembang.
Ia mengaku, saat maju sebagai caleg kemarin, dirinya hanya bermodal keyakinan dan jaringan keluarga juga teman.