MALANG, KOMPAS.com - Proyek pembangunan ruas Tol Pandaan-Malang di lokasi temuan situs purbakala akan digeser sepanjang empat meter ke sisi timur dari area temuan situs. Pergeseran itu untuk menghindari temuan situs purbakala itu.
Pergeseran empat meter ini lebih pendek dari yang direkomendasikan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, yang meminta pembangunan proyek tol digeser sepanjang delapan meter dari area temuan situs.
Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhamad Said mengatakan, pihak PT Jasar Marga Pandaan Malang selaku pengelola tol meminta pergeseran tidak terlalu panjang ke sisi timur karena berhadapan dengan Sungai Amprong yang curam. Kondisi itu dinilai akan menyebabkan pembengkakan anggaran yang terlalu besar.
Baca juga: Mendikbud Alokasikan Dana Teliti Temuan Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang
"Tebing di sungai itu membutuhkan anggaran sendiri, yang besar sekali kalau bergeser delapan meter," kata Andi, saat mendampingi Mendikbud Muhadjir Effendy, mengunjungi temuan situs, Jumat (5/4/2019).
Karena alasan itu, pihaknya lalu menyetujui negosiasi pergeseran sepanjang empat meter itu. Jarak itu dianggap aman untuk kelestarian situs purbakala yang diperkirakan merupakan bekas bangunan suci masa Kerajaan Singosari abad ke-13.
"Sudah (disetujui). Sudah (jaraknya) cukup," kata dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mempersilakan pembangunan tol dilanjutkan.
Meskipun belum ada penetapan status terhadap situs itu. Muhadjir menilai, pembangunan tol itu tidak akan mengganggu area situs.
"Tidak mengganggu, kan sudah dibelokkan," kata Muhadjir.
Baca juga: Mulai Diteliti, Temuan Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang
Direktur Utama PT Jasa Marga Pandaan Malang, Agus Purnomo belum merespons terkait perubahan jarak pergeseran itu.
Sementara itu, area ekskavasi situs purbakala mencapai 380 meter persegi. Seluas 201 meter persegi merupakan lahan tol.
Situs purbakala itu masih akan diteliti oleh tim dari Kemendikbud dan Balai Arkeologi Yogyakarta.