Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Material Gunung Cyclop Masih Menyisakan Potensi Banjir Susulan

Kompas.com - 31/03/2019, 16:01 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Hujan lebat yang turun selama beberapa jam pada Sabtu (30/3/2019) dan aliran air dari Gunung Cyclop menyebabkan beberapa titik kawasan Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, kembali terendam banjir.

Banjir susulan pun diperkirakan masih mungkin terjadi. Sebab, longsor yang terjadi di punggung Gunung Cyclop pada 20 Maret 2019, menimbulkan potensi adanya banjir bandang susulan karena terdapat material yang posisinya menggantung.

Baca juga: Pemkab Asmat Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang Jayapura

"Jadi semua batu-batu di atas posisinya menggantung, kalau ada gangguam sedikit pasti turun. Kami yakin sekali pasti ada guguran lanjutan, tapi sampai sekarang potensi material yang ada belum bisa dihitung, ini tergantung cuaca kalau hujan (lebat) pasti (materialnya) turun," kata Kepala Balai Wilayah Sungai Papua, Yulianus Mambrasar, di Bandara Sentani, Minggu (31/3/2019).

Hujan deras selama beberapa jam pada Sabtu (30/3/2019) malam, menyebabkan kawasan Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, kembali terendam banjir dari air yang berasal dari Gunung Cyclop. 

Banjir yang terjadi kali ini diakibatkan munculnya aliran air baru pasca-banjir bandang pada 16 Maret 2019.

"Alur sungai pertama sudah kami arahkan ke sungai (Kemiri), kalau tadi malam menurut kesaksian (masyarakat) setempat itu ada guguran baru, jadi ada bunyi kuat, ternyata dia membentuk aliran baru," ujar dia.

Baca juga: Hujan Deras, 17 Titik di Kota Malang Terendam Banjir

BWS Papua, menurut dia, akan segera menurunkan tim untuk memegecek kondisi di lapangan.

Mambrasar menambahkan, pengungsi yang tempat tinggalnya terkena dampak langsung banjir bandang diminta untuk tidak kembali karena sangat berbahaya.

"Antisipasinya, kami harus lakukan pengalihan, pembersihan dan pengerukan sungai karena dengan situasi sekarang, belum bisa ditentukan kapan ini selesai," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com