Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malang Menuju Kopi Generasi Ketiga

Kompas.com - 25/03/2019, 14:09 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com — Geliat kedai kopi di Kota Malang, Jawa Timur, berkembang pesat. Hal itu tidak lepas dari penikmat kopi yang kian candu dengan aroma dan cita rasa yang dikeluarkan oleh biji kopi.

Baru-baru ini, perkembangan kedai kopi merambah ke Pasar Tawangmangu. Sisi timur pasar yang terdiri dari sejumlah stan permanen saling berhadapan mulai diisi usaha kedai kopi.

Setidaknya, ada tiga kedai kopi yang cukup familiar di kalangan penikmat kopi, seperti Nomaden, Heerlijk Koffie, dan Pabrik Kopi Senja Mataram.

Penikmat kopi bisa bersantai dengan tenang di kawasan itu. Stan kedai kopi yang saling berhadapan dengan halaman beraspal di tengah-tengahnya membuat nongkrong lebih nyaman.

Di kawasan Sudimoro atau di sepanjang Jalan Ikan Tombro juga berderet kedai kopi yang setiap saat ramai dikunjungi penikmatnya. Begitu juga dengan kompleks kedai kopi di kawasan Omah Kampus.

Belum lagi dengan kedai kopi yang berdiri terpisah atau berdiri di tempat tertentu dengan kekhasannya.

Baca juga: Menjelajahi Rasa Kopi Jabar di Gesa Kopi

Pemilik Kafe Dialectic, Zainudin, mengatakan, pencinta kopi sudah memasuki generasi ketiga. Pada generasi ini, di antara petani, kafe, dan penikmatnya harus saling berkaitan.

Penikmat kopi mulai mencari tahu tentang asal mula kopi yang diminumnya. Sementara peracik kopi atau barista harus bisa berinteraksi langsung dengan pelanggannya.

Pengelola kedai juga harus turun tangan untuk membantu petani dalam menghasilkan biji kopi yang berkualitas.

"Sekarang ini sudah masuk kopi generasi ketiga. Antara peminum kopi, caffee shop, dan petani kopi saling berkaitan. Ciri-ciri orang mulai ingin tahu, ini kopi ditanam di mana," katanya saat diwawancara pertengahan Maret lalu.

Zainudin mengatakan, kedai kopi di Malang terus tumbuh dan menjamur. Berikutnya, kedai kopi harus memberikan edukasi kepada penikmat terkait kopi yang berkualitas. Sebab, garda terdepan penyajian kopi dengan single original atau spesialitasnya ada pada kafe dengan baristanya.

"Caffee shop harus lebih open kepada pelanggan dan barista harus lebih komunikatif. Ini merupakan ciri kopi generasi ketiga," katanya.

Edukasi petani

Pegiat kopi dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Wenny Bekti Sunarharum, mengatakan, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar dunai setelah Vietnam, Brasil, dan Kolombia.

Namun, petani kopi di Indonesia masih membutuhkan edukasi tentang penanganan kopi. Menurutnya, penanganan pascapanen yang tidak tepat membuat cita rasa khas kopi di sejumlah daerah di Indonesia hilang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com