Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Rancang Skenario Pembiayaan LRT Bandung Raya

Kompas.com - 04/02/2019, 16:43 WIB
Dendi Ramdhani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah merancang skenario pembiayaan proyek light raill transit (LRT) Bandung Raya. Hal itu dilakukan untuk memastikan kesiapan LRT terkoneksi dengan proyek kereta cepat.

Pembahasan tersebut mengemuka sewaktu ia menggelar rapat pimpinan membahas LRT Bandung Raya, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Senin (4/2/2019).

"Sementara ini, wacananya Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Jadi, ada penyertaan modal dari APBN itu yang saya titipkan ke Pak Sekda, untuk memastikan skenario ini ada. Jangan sampai nanti kereta api cepatnya beres koneksinya tidak ada," ujar Emil, sapaan akrabnya.

Baca juga: Tanpa APBD, Begini Cara LRT Bandung Dibangun

Emil mengatakan, proyek LRT direncanakan akan melintas di sejumlah titik di Kota Bandung.

"LRT sebagai koneksi dari kereta cepat ke Kota Bandung melewati Stadion GBLA, melewati masjid Raya, terus ke Kota Bandung. Koneksinya dari Tegaluar sampai Leuwipanjang, yang penting orang datang ke sana bisa konek ke kereta cepat," tutur dia.

Sementara, pembangunan fisik proyek kereta cepat baru mencapai lima persen. Namun, proses pembebasan lahan sudah mencapai 85 persen.

"Pertama, kereta cepat ini pembebasan lahannya sudah 85 persen. Kalau fisik baru lima persen. Tapi, target 2021 sudah bisa beroperasi," ungkap dia.

Ditemui terpisah, Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan, saat ini pihaknya tengah menunggu surat dari Kementrian Perhubungan terkait hasil studi pendahuluan.

"Di mana disimpulkan bahwa pihak Kementrian Perhubungan dalam dua hari ke depan akan kirimkan surat ke gubernur Jabar, hasil dari penyusunan studi pendahuluan dan dokumen outline bussiness case (OBC) semacam dokumen pra FS," ucap Iwa.

Setelah itu, Pemprov Jabar akan mengirim surat usulan ke Bappenas soal perencanaan LRT atau Monorel Badung Raya, agar masuk dalam public private partnership (PPP) book Bappenas.

Baca juga: Proyek Cable Car dan LRT Bandung Dimulai Agustus

"Dalam hal yang sama dokumen OBC dan studi pendahuluan, akan dikomunikasikan ke Kemenkeu terkait beberapa kajian seperti demand, kemampuan fiskal daerah, dan kajian skema investasi. Secara simultan juga akan dilakukan pembahasan LRT di kantor bersama KPBU Jakarta," papar Iwa.

Jika rencana KPBU tak bisa terealisasi, sambung Iwa, PT PSBI mengusulkan proyek LRT menggunakan rel eksisting milik PT KAI di wilayah Cimekar, Tegaluar.

"Plan B, KPBU kalau waktunya tidak pas, maka PT PSBI akan mengusulkan memasukan rel eksisting PT KAI. Cuma tujuan kita KPBU ini bisa selesai tepat waktu. Tapi, kalau enggak tepat waktu, ada plan B di mana menggunakan rel eksisting untuk konektivitasnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com