Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu yang Melahirkan Saat Tunggu Kapal, Menginap di Pelabuhan Sampai Batal Pulang

Kompas.com - 30/01/2019, 23:58 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Khairina

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Wajah Harmain (31) terlihat lelah saat menemani istrinya, Rupiana (20) yang berbaring di sebelahnya. Rupiana melahirkan anak keduanya Selasa  (29/1/2019) malam.

Harmain yang tinggal di Denpasar Bali, baru tiba di Banyuwangi, Rabu (30/1/2019) dini hari untuk menjemput istrinya yang melahirkan saat sedang menunggu KM Sabuk Nusantara 56.

Kepada Kompas.com, Harmain bercerita jika selama ini istrinya tinggal bersamanya di Bali dan berencana pulang ke Sepanjang Kepulauan Sapeken untuk melahirkan di kampung halamannya dengan menumpang KM Sabuk Nusantara 56.

Istrinya ditemani dengan 4 rekan perempuan satu kampung yang juga berencana pulang ke Sapeken. Mereka menumpang travel dari Bali pada Senin (21/1/2019). Namun, karena cuaca buruk, KM Sabuk Nusantara 56 tidak bisa berlayar dan ditunda hingga sepekan lebih.

"Saya tidak mengantar karena ada pekerjaan. Saya pikir sudah aman karena banyak teman. Saat tahu kapal tidak berangkat, saya suruh dia pulang ke Bali. Tapi istri saya bilang besok berangkat kok, tapi tertunda lagi. Sampai 8 hari. Sempat khawatir, setiap saat telepon tapi istri saya memang niat ingin lahiran di kampung," kata Harmain.

Baca juga: Tunggu Jadwal Berangkat, Penumpang Kapal Melahirkan Bayi Perempuan

Bahkan, satu jam sebelum persalinan, dia masih menyempatkan diri menelpon istrinya untuk menanyakan kondisinya. Rupiana menginap di pelabuhan Tanjungwangi setelah mendapat kepastian kapalnya akan berangkat pada Rabu (30/1/2019) sore.

"Satu jam setelah telepon istri, saya ditelepon orang katanya istri saya sudah lahiran. Kaget karena perkiraan lahirannya baru 12 Februari nanti," jelas laki-laki yang bekerja berbagai tukang bangunan tersebut.

Harmain memutuskan untuk menjemput istrinya ke Banyuwangi dan berencana membawanya pulang ke Bali.

"Nanti jika sudah sehat saya bawa ke Lombok, kampung asal saya. Kalau ada rezeki lagi baru pulang ke Sapeken," katanya.

Sementara itu Rupiana mengaku selama 8 hari lebih di Banyuwangi, dia hanya dua malam tidur di pelabuhan Tanjungwangi. Sisanya dia menumpang tidur di rumah kerabat rekan seperjalanannya.

Saat berangkat, Rupiana membawa uang sebanyak Rp 900 ribu namun yang tersisa Rp 400 ribu.

"Rencananya buat biaya lahiran, tapi habis separuh dipakai untuk makan dan biaya hidup selama di Banyuwangi," jelasnya.

Rupiana mengaku sangat ingin melahirkan anak keduanya di Pulau Sepanjang, karena rindu dengan anak pertamanya yang tinggal di sana bersama dengan kakek dan neneknya.

Selain itu, hampir 6 tahun dia belum pulang kampung sehingga memutuskan untuk tetap menunggu kapal KM Sabuk Nusantara 56 berlayar.

Rupiana juga memilih membawa KMS untuk diserahkan ke bidan yang ada di kampung halaman saat akan melahirkan nanti.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com