Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkendala Relokasi, Proyek Bendungan Kuningan Terancam Molor

Kompas.com - 29/01/2019, 15:58 WIB
Dendi Ramdhani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Proyek pembangunan Bendungan Kuningan di Desa Randusari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tak kunjung rampung.

Padahal, pada Mei 2018 lalu, Presiden Joko Widodo meminta agar proyek itu bisa selesai akhir tahun 2018.

Penyelesaian proyek Bendungan Kuningan ternyata terganjal masalah relokasi warga. Hal itu terungkap dari rapat pembahasan permasalahan Waduk Kuningan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Selasa (29/1/2019).

Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa mengatakan, kendala terletak pada keinginan warga dua RT di Desa Kawungsari yang ingin reloksi secara bedol desa.

"Ada beberapa permasalahan yang dibahas terkait dengan masalah bagian masyarakat yang pindahnya ingin sekaligus satu desa. Jadi, ada dua RT yang tidak bisa pindah. Tapi warga ingin pindah seluruhnya," ujar Iwa.

Baca juga: Cek Bendungan Kuningan, Jokowi Pastikan 8 Proyek Rampung Tahun Ini

Iwa mengatakan, beberapa skema solusi turut dibahas dalam rapat itu. Salah satunya, meminta saran dari Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) dan Koordinasi dan Supervisi Bidang Pencegahan (Korsupgah) KPK.

"Solusinya, ada beberapa yang ikut perumahan dan karena ada kemungkinan terjadinya duplikasi. Karena itu, solusinya kita minta legal opinon dari TP4D ke Kejati. Kedua, meminta saran Korsupgah KPK RI di Jabar. Supaya segera punya landasan," tambah Iwa.

Ia melanjutkan, proyek tersebut sebetulnya telah menempuh tahap akhir. Dari total anggaran Rp 491 miliar yang digelontorkan, konstruksi fisik telah mencapai 95,77 persen.

Sementara itu, Kepala BBWS Cimanuk Siranggung Happy Mulya tak menampik jika masalah tersebut menghambat proses penggenangan. Apalagi, lokasi warga Kawungsari berada di area genangan.

"Ini masih ada masalah pembebasan lahan yang kita bicarakan, tadi kita sedang cari solusinya. Kita upayakan kita bisa penggenangan tapi kan masih ada kendala, kita sudah bicarakan sesuai regulasi. Jadi, kita tarik ke atas saja, mungkin ada Peraturan Presiden. Itu daerah genangan, dia akan terendam," papar dia.

Ia menambahkan, proses penggenangan akan memakan waktu sekitar setahun bergantung pada curah hujan.

Di tempat yang sama, Bupati Kuningan Acep Purnama berharap Pemerintah Provinsi Jabar dan pemerintah pusat segera memberi solusi untuk masalah tersebut. Ia meminta solusi yang dilahirkan tetap memberikan pendekatan kemanusiaan.

Rencananya, warga Kawungsari akan dipindah ke Desa Sukarapih yang terdiri dari lahan Perhutani dan lahan masyarakat yang disewa pemerintah.

"Ya, semoga cepat selesai sesuai regulasi. Dibutuhkan pemikiran khusus berdasarkan pertimbangan kemanusiaan," ujar dia.

Baca juga: Dibuat untuk Dua Kabupaten, Bendungan Kuningan Rampung Tahun Ini

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengerjakan pembangunan Bendungan Kuningan di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.

Bendungan ini merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun untuk mendukung ketahanan pangan dan air, seperti yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, volume tampung bendungan ini yaitu 25,9 juta meter kubik secara total.

Nantinya, membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok, dan digunakan untuk dua daerah irigasi, yakni Daerah Irigasi (DI) Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektare dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com