Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babinsa Jaga Rumah dan Bantu Pindahkan Barang Berharga Korban Banjir Jatinangor

Kompas.com - 13/01/2019, 23:27 WIB
Aam Aminullah,
Khairina

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Hingga Minggu (13/1/2019) malam pukul 22.00 WIB, banjir luapan Sungai Cikeruh masih merendam ratusan rumah milik warga di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Dandim 0610/Sumedang Letkol Arh. Novianto Firmansyah melalui Danramil 1005/Jatinangor Kapten Inf. Rudi Prasetijo mengatakan, anggota Babinsa masih di lokasi untuk mendata, menjaga rumah warga hingga membantu proses evakuasi barang berharga ke tempat lebih aman.

"Saat ini, informasi yang terkumpul dari anggota Babinsa kami, baru masuk 53 KK yang terdata," ujarnya kepada KOMPAS.com, Minggu malam.

Dandim menuturkan, rumah warga yang terdata terendam banjir cukup parah meliputi warga di RT 03/07 sebanyak 5 KK, RT 01/08 sebanyak 3 KK, RT 03/09 sebanyak 4 KK, RT 04/09 sebanyak 5 KK, RT 05/09 sebanyak 5 KK, RT 01/10 sebanyak 20 KK, RT 02/10 sebanyak 4 KK, RT 03/10 sebanyak 2 KK, dan RT 05/10 sebanyak 5 KK.

Baca juga: Sungai Cikeruh Meluap, Ratusan Rumah di Jatinangor Terendam Banjir

Saat ini, kata Dandim, selain mendata, anggota Babinsa juga fokus untuk membantu evakuasi barang dan menjaga rumah warga yang ditinggalkan sementara, akibat terendam banjir.

"Ketinggian air di pemukiman warga 20-80 sentimeter," tuturnya.

Dandim menyebutkan, penyebab banjir di Desa Cikeruh disebabkan luapan Sungai Cikeruh yang tidak dapat menampung tingginya curah hujan yang terjadi selama 3 jam.

"Iya, hujan di wilayah Jatinangor termasuk di wilayah hulu mencakup Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Tanjungsari cukup tinggi sehingga air tidak tertampung. Imbasnya Sungai Cikeruh meluap dan masuk pemukiman warga. Selain itu terjadi penyempitan aliran Sungai Cikeruh di kawasan Rancaekek," katanya.

Kompas TV Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga erupsi susulan masih akan terjadi. Terkait kondisi ini pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengimbau masyarakat yang ada di aliran sungai yang berhulu langsung dengan Gunung Agung agar tetap waspada terhadap terjadinya banjir lahar dingin di musim hujan seperti saat ini. Terlebih saat ini di Lereng Gunung Agung masih tersisa abu vulkanik yang terkumpul pasca-erupsi sehingga sisa-sisa material dengan mudah dibawa air hujan dan akan melawati sejumlah sungai yang berhulu langsung dengan Gunung Agung serta membahayakan masyarakat yang berada di bantaran sungai. Selain itu PVMBG juga melarang masyarakat ataupun wisatawan melakukan pendakian karena sangat berbahaya dan erupsi bisa terjadi kapan saja. Sampai saat ini pihak PVMBG masih menetapkan status Gunung Agung siaga level III dengan radius 4 kilometer dari puncak kawah. Selain itu masyarakat diminta untuk mematuhi informasi mitigasi resmi yang dikeluarkan PVMBG agar petugas dengan mudah melakukan evakuasi jika Gunung Agung kembali erupsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com