Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Bakpia, Penyandang Difabel Kulon Progo Merajut Asa

Kompas.com - 12/12/2018, 13:28 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi


KULON PROGO, KOMPAS.com -Puluhan kue bakpia mentah memenuhi loyang 40 sentimeter persegi dalam waktu kurang dari 10 menit.

Tangan terampil laki-laki dan perempuan di sana "mengeroyok" gundukan adonan terigu dan adonan kacang hijau tumbuk untuk menghasilkan bulir-bulir bakpia siap dimasak.

Mereka melingkari meja-meja besar sambil melakukan tugas yang sama, yakni membungkus sejumput kacang hijau dalam lipatan adonan terigu, lantas dioven.

Setelah masak, jadilah bakpia pathok istimewa yang memiliki tekstur kulit renyah dengan isi kacang hijau yang lembut.

Bakpia pathok, sebagaimana dikenal, nyamikan sekaligus oleh-oleh khas Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Lima Gunungan Bakpia Siap Meriahkan Merti Bakpia

Para laki-laki dan perempuan itu semuanya paruh baya bahkan ada yang sudah memasuki uzur. Mereka masih cukup cekatan.

Mereka ini 26 warga penyandang disabilitas maupun keluarganya yang semuanya berasal dari Desa Wahyuharjo, Kecamatan Lendah Kulon Progo, DIY. Mereka tergabung dalam Kelompok Difabel Desa (KDD) Wahyuharjo.

Mereka sedang belajar sehari membuat bakpia di rumah produksi Rahmat Bakpia Dusun Terbah, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih.

"Kami ingin bisa mengembangkan industri rumahan membuat bakpia untuk menopang kehidupan dan pendapatan keluarga," kata Nuryanta, Ketua Difabel Desa (KDD) Wahyuharjo, Selasa (11/12/2018).

Memiliki industri bakpia bagi sekelompok warga difabel bukan sekadar mimpi.

Desa Wahyuharjo memiliki penduduk mayoritas petani, buruh, dan banyak juga warganya pengumpul barang bekas.

Terdapat 26 penyandang difabel di sana, terdiri tuna netra sebanyak 4 orang, orang dengan gangguan jiwa sampai 7 orang, dan selebihnya tuna daksa maupun low vision atau gangguan penglihatan. Rata-rata mereka terpaksa menjadi buruh untuk memenuhi kehidupannya.

Nuryanta mengungkapkan, mereka memiliki semangat untuk terus mengubah nasib sendiri.

Kebetulan, Pemerintah Desa Wahyuharjo membuka jalan untuk mereka. Warga difabel desa mendapat tempat cukup baik dan terbuka peluang untuk mengembangkan diri.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com