Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 BERITA POPULER NUSANTARA: Sindiran Jusuf Kalla kepada Dahnil hingga Risma "Ngevlog"

Kompas.com - 27/11/2018, 08:47 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Berita tentang pidato Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyentil kasus Dahnil Anzar saat pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Yogyakarta menjadi perhatian pembaca.

Sementara itu, Dahnil Anzar menganggap kasus dugaan korupsi yang menjerat dirinya merupakan rekayasa.

Berita terbaru tentang Ahmad Dhani yang dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana dalam kasus penipuan dan penggelapan di Surabaya juga menjadi sorotan.

Ini 5 berita populer Nusantara pada hari Senin (26/11/2018).

1. Sindiran Jusuf Kalla kepada Dahnil Anzar

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzhar Simanjuntak saat pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (26/11/2018) KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzhar Simanjuntak saat pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (26/11/2018)

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla sempat menyinggung pilihan politik Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat pidato dalam pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin (26/11/2018).

"Ini tahun politik, demokrasi cara kita memilih pemimpin yang baik. Saya menghargai Muhammadiyah pilih yang terbaik, bukan memilih yang paling keras atau hebat kampanyenya. Walaupun Dahnil di pihak nomor 2, itu tidak berarti Pemuda Muhammadiyah harus untuk ikut kebijakan politik dia," kata Jusuf Kalla.

Menurut Kalla, Ketua Umum PP Muhammadiyah memberikan kesempatan untuk memilih yang baik, dan merupakan demokrasi yang baik.

"Demokrasi bukan angka saja, tapi memajukan bangsa ini. Bukan hitung-hitungan saja, tapi memajukan bangsa ini. Itu yang menjadi hak politik masyarakat," ucapnya.

Baca berita selengkapnya: Buka Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Jusuf Kalla Sempat Sindir Dahnil Anzar

2. Dahnil Anzar: Saya seperti dikerjai

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar dan Ketua Panitia Kemah Ahmad Fanani usai menjalani pemerimsaan Polda Metro Jaya, Jumat (23/11/2018).Kompas.com/SHERLY PUSPITA Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar dan Ketua Panitia Kemah Ahmad Fanani usai menjalani pemerimsaan Polda Metro Jaya, Jumat (23/11/2018).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak merasa dikriminalisasi dalam kasus dugaan penyimpangan dana Apel dan Kemah Kebangsaan Pemuda Indonesia di Prambanan pada 2017 lalu. Dahnil menilai, sikap kepolisian justru menghina presiden.

"Yang jelas kasus Rp 2 miliar itu, kami seperti dikerjai, kami dikerjai. Seperti yang sudah kami sampaikan terkait beberapa hal," kata Dahnil ditemui seusai pembukaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (26/11/2018).

Menurut dia, kegiatan kemah tersebut diikuti Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kegiatan itu kan melibatkan Pak Presiden Jokowi. Itu justru yang terlibat di kegiatan itu. Beliau bahkan mengundur waktu kegiatan itu. Kami hanya difasilitasi untuk mengumpulkan massa pemuda Muhammadiyah kegiatan itu," ucapnya.

Baca berita selengkapnya: Dahnil Anzar: Yang Jelas Kasus Rp 2 Miliar Itu, Kami Seperti Dikerjai...

3. Ahmad Dhani bebas dari tuduhan penipuan dan penggelapan

Ahmad Dhani menghadiri sidang pembacaan tuntutan kasus ujaran kebencian di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Ampera Raya, Senin (19/11/2018).Kompas.com/Tri Susanto Setiawan Ahmad Dhani menghadiri sidang pembacaan tuntutan kasus ujaran kebencian di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Ampera Raya, Senin (19/11/2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com