KOMPAS.com - Banjir dan longsor menerjang Kota Padang, Sumatera Barat, pada Jumat (2/11/2018) menyebabkan dua orang tewas dan sejumlah rumah rusak.
Informasi yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) pada Minggu (4/11/2018) menyebutkan, bencana alam ini terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi dan meluapnya Sungai Beringin yang mengalir ke Sungai Batang Arau serta Sungai Banda Bakali yang berada di Kota Padang
Dua warga meninggal dunia akibat terbawa arus sungai. Mereka adalah Jihat Melani (6) dan Pasilah Azham (10). Selain itu, sebanyak 29 kepala keluarga terisolasi akibat jembatan putus.
Bencana juga menyebabkan 1.400 unit rumah terendam dan 3 unit rumah hanyut.
Selain banjir, longsor juga menerjang kota itu menutup sebagian jalan yang menghubungkan Kelurahan Padang Besi dan Kelurahan Beringin.
Baca juga: Hujan 3 Jam Akibatkan Banjir dan Pohon Tumbang di Banjarnegara
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (4/11/2018) mengatakan, tim BNPB sudah tiba di Kota Padang untuk melakukan koordinasi dengan BPBD Kota Padang.
"Tim BNPB meninjau lokasi kejadian dengan didampingi oleh BPBD Kota Padang ke wilayah terdampak di Kelurahan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan di mana terdapat 29 KK terisolir akibat rusaknya jembatan tersebut," jelas Sutopo melalui siaran pers, Minggu.
Selain itu, lanjut Sutopo, Tim BNPB juga meninjau lokasi terdampak banjir di Kelurahan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara. Di sana terdapat beberapa rumah rusak dan terendam lumpur.
Kini, banjir di sejumlah wilayah di Kota padang sudah surut . Jalan yang terdampak longsor sudah bisa dilalui kendaraan.
Baca juga: Banjir Padang, Dinding Rumah Roboh hingga Terparah dalam 40 Tahun Terakhir
Menurut Sutopo, Pemerintah Kota Padang menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 7 hari, mulai tanggal 3 November hingga 9 November 2018.