Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2018, 14:05 WIB
Heru Dahnur ,
Khairina

Tim Redaksi

BANGKA BARAT, KOMPAS.com- Masyarakat petani lada kini bisa memanfaatkan ranting dan daun lada yang sudah tidak produktif menjadi sumber ekonomi baru.

Caranya, dengan sistem penyulingan yang kemudian menghasilkan minyak atsiri.

Didukung bahan baku yang melimpah, usaha minyak atsiri tersebut mulai dirintis di Desa Belo Laut, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.

"Awalnya coba-coba, ternyata bisa berhasil. Produksinya belum bisa banyak karena baru ada satu tabung penyulingan," kata pengelola minyak atsiri, Woro Andini saat berbincang dengan Kompas.com, di rumahnya di Desa Belo Laut, Kamis (27/9/2018).

Baca juga: Polisi Gerebek Pabrik Penyulingan Merkuri di Maluku, Dua Pelajar Terlibat

Dia mengungkapkan, tabung penyulingan yang digunakan saat ini memiliki kapasitas 70 kilogram.

Tabung itu dibuat suaminya menggunakan peralatan seadanya. Termasuk untuk pengapian masih menggunakan cara tradisional yakni menggunakan tungku dengan kayu bakar.

Menurut Woro, tabung penyulingan tidak hanya digunakan untuk mengekstrak minyak lada tapi juga untuk sereh wangi.

Karena produksinya masih skala kecil, minyak hasil penyulingan pun hanya diedarkan ke sejumlah toko.

Harga jual minyak sereh wangi berkisar Rp 20.000 untuk kemasan 30 mililiter. Sementara harga minyak lada harganya ditaksir lebih mahal yakni mencapai Rp 7 juta per kilogram.

"Untuk pengolahan minyak dilakukan hati-hati. Salah atur suhu saja, tidak akan ada minyak yang bisa dihasilkan," beber Woro.

Baca juga: Tersembunyi di Tengah Kebun, Penyulingan BBM Ilegal di Prabumulih Terbongkar

Tabung penyulingan setinggi hampir 2 meter berada persis di samping rumah Woro. Ranting dan daun lada terlebih dahulu dipotong-potong sebelum masuk ke tabung penyulingan. Selanjutnya selang akan mengalirkan minyak ke dalam botol penampungan.

Kabid Perencanaan KPHP Rambat Menduyung Ardianeka mengatakan, pengembangan perlu dilakukan agar usaha minyak atsiri bisa bernilai tinggi.

Salah satunya, bakal diajukan pengadaan tabung penyulingan dengan kapasitas hingga 500 kilogram.

"Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan tanaman ladanya. Bahkan, hampir setiap desa ada ladanya. Kalau nanti gagal panen atau tanaman yang tidak produktif bisa masuk ke pengolahan minyak ini. Ada nilai jadinya," sebut Ardianeka.

Minyak atsiri dinilai potensial karena dibutuhkan banyak industri seperti industri kosmetik dan obat-obatan.

"Dengan bahan baku yang melimpah kita upayakan agar produksinya maksimal. Ini komoditas ekspor," tutupnya.

Kompas TV Kuliner ini biasa ditemukan di daerah asalnya, Pandeglang, Banten. Penasaran seperti apa rasanya? Berikut liputannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com