SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Soekarwo menegaskan, dukungan Demokrat Jatim ke Jokowi di Pilpres 2019, bukan jalan bagi dirinya untuk melompat dari Demokrat mengikuti langkah Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB).
"Itu isu, tidak perlu ditanggapi. Bisa bahaya nanti kalau isu ditanggapi," kata Soekarwo seusai menghadiri sidang paripurna di DPRD Jatim, Jumat (27/7/2018).
Menghimpun suara dari pengurus DPC untuk Pilpres 2019, sambung Soekarwo, adalah keputusan rapat dengan DPP Partai Demokrat.
"Instruksinya DPP untuk menghimpun suara dari bawah tentang Pilpres 2019," jelasnya.
Baca juga: Bocah TK Tewas Tertabrak Mobil Ayahnya Sendiri di Depan Sekolah
Hasil suara tersebut sudah diserahkan kepada DPP Partai Demokrat sebagai bahan masukan untuk majelis pertimbangan partai. "Sudah saya laporkan ke DPP," ucapnya.
Soekarwo menolak mengomentari arah dukungan Partai Demokrat di Pilpres 2019. "Itu bukan domain saya, itu sudah wewenangnya ketua umum," kata Gubernur Jatim 2 periode ini.
Sebagian besar kader Partai Demokrat Jawa Timur menginginkan partainya mengusung Jokowi sebagai calon presiden 2019-2024.
Demikian hasil voting kepada 214 kader dari kalangan anggota fraksi Partai Demokrat se-Jawa Timur, 38 ketua DPC Kabupaten dan kota se-Jawa Timur, serta lima anggota pengurus DPD Jawa Timur.
Baca juga: Cerita di Balik Dukungan Demokrat Jatim untuk Jokowi di Pilpres 2019
Voting digelar dalam forum Rakorda Partai Demokrat Jawa Timur, Sabtu (21/7/2018).
Dalam voting ada 2 nama calon presiden yakni Jokowi dan Prabowo Subianto. Hasil voting, capres Jokowi meraih dukungan mayoritas dengan 152 suara, sementara capres Prabowo mendapatkan 56 suara, sementara 6 suara dinyatakan tidak sah.