Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tahan 14 Tersangka Perusakan Kantor Panwaslih Tapanuli Utara

Kompas.com - 21/07/2018, 10:50 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Kerusuhan dalam proses pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara berdampak pada ditetapkannya 14 tersangka dari 17 orang yang diamankan.

Para pelaku terlibat dalam aksi demontrasi hingga terjadinya perusakan kantor Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Taput.

"Ditetapkan 14 tersangka dan ditahan di Polda Sumut, tiga lagi dilepaskan karena tidak terbukti," kata Kepala Subbid Penerangan Masyarakat Bidang Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan yang dikonfirmasi lewat telepon, Sabtu (21/7/2018).

Dia menyebutkan para tersangka tersebut yakni Viktor Gultom (28), warga Desa Lumbanholbung, Kecamatan Pahae Jae; Biliher Hutabarat (60), warga Desa Hapoltahan, Kecamatan Tarutung; Timbul Hutabarat (57), warga Desa Lumbansiagian, Kecamatan Siatas Barita; dan Tolkas Hutauruk (42), warga Desa Sirajaoloan, Kecamatan Tarutung.

Baca juga: Demo Berujung Ricuh di Tapanuli Utara, Polisi Terluka, 5 Orang Ditangkap

Kemudian, Diego Maradona Simorangkir (19), warga Desa Endaportibi, Kecamatan Siatas Barita;  Thomson Hutabarat (52), warga Partali Julu; Lamhot Purba (47), warga Kecamatan Pagarang; Joel Parningotan Harahap (19), warga Kecamatan Hutagalung;  dan Bangkit Tambunan (31), warga Dusun Bonandolok Desa Selamat, Kecamatan Purbatua.

Sembilan orang tersebut mengaku bermata pencarian sebagai petani.

Tersangka lain dengan mata pencarian sebagai wartawan adalah Teddy Simanungkalit (46), warga Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon. Dua orang pelajar yakni, Samuel Sipahutar (22), warga Desa Silangkitang, Kecamatan Sipoholon, dan Christian Ritonga (18), warga Desa Simorangkir Habinsaran, Kecamatan Siatas Barita.

Sementara Parlaungan Hutabarat (58), adalah pencari barang bekas yang tinggal di Hutaborat, Kecamatan Tarutung, serta Rudi Tulus Panggabean (46), seorang wiraswasta yang berdomisili di Desa Lumbansiagian Julu, Kecamatan Siatas Barita.

"Yang dipulangkan adalah Supriadi Hutabarat, Robert Hutabarat dan Josua Matondang," kata Nainggolan.

Seperti diberitakan, kantor Panwaslih Taput diserbu ratusan massa. Mereka diduga melempari kantor dengan bom molotov. Polisi yang mengawal Ketua Panwaslih Sardion Situmeang sampai terluka terkena lemparan batu pada Senin (16/7/2018) lalu.

"Kerusakannya cukup parah, ada pelemparan bom molotov," kata Ketua Bawaslu Sumut Safrida Rachmawaty Rasahan.

Menurut dia, unjuk rasa terjadi karena kasus sengketa pilkada yang sedang ditangani Panwaslih. Soal laporan terhadap pasangan calon Nikson Nababan-Sarlandy Hutapea. Panwaslih menjelaskan bahwa kasus tersebut tidak bisa ditindaklanjuti. Akhirnya kasus ini ditangani Bawaslu Sumut.

"Ada empat kasus, itu jadi temuan Bawaslu. Namun tidak dilanjutkan karena pidananya belum terpenuhi, kita hentikan," ucap Safrida.

Sebelumnya, kerusuhan juga terjadi pasca pilkada pada 27 Juni 2018. Massa menduduki kantor KPU Taput dan menuding banyak terjadi kecurangan dalam proses pemilihan bupati di kabupaten yang beribukota Tarutung ini. Pilkada Taput diikuti tiga pasangan calon yaitu, Nikson Nababan-Sarlandy Hutabarat (petahana), Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat-Frengky P Simanjuntak, dan Chrismanto Lumbantobing-Hotman P Hutasoit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com