Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melatih Anak Mendalang, Memperpanjang Napas Seni Wayang (1)

Kompas.com - 25/05/2018, 15:59 WIB
Markus Yuwono,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan anak usia TK hingga SMA asyik belajar seni pedalangan di Sanggar Pengalasan Pedalangan, Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Di bawah bimbingan Slamet Hariyadi, setiap minggu mereka belajar menjadi dalang, mulai dari cepeng atau cara memainkan wayang hingga sulukan, dialog, dan gending.

"Saat ini ada 23 siswa yang belajar di sanggar kami," kata Slamet saat dihubungi, Selasa.

Slamet turun tangan untuk mengajar mendalang dibantu sejumlah murid yang sudah senior, seperti Gilang Tomaskumoro yang sudah biasa tampil di tingkat nasional.

"Rata-rata yang belajar pendalangan selama tiga tahun atau sak jelehe (sampai puas), mulai tingkat pemula, madya, dan (yang) lanjutan bisa belajar di luar sanggar," ujarnya.

Baca juga: Kisah Mas Rinto, Tukang Bakso Berdasi yang Terinspirasi James Bond

Selama 19 tahun berdiri, sanggar ini sudah meluluskan 56 dalang. Sebagian dari mereka meneruskan karier menjadi dalang profesional.

Slamet mengaku, dia terpanggil melatih mendalang karena panggilan jiwa dan kecintaan terhadap seni pertunjukan wayang.

Sebenarnya, lanjut Slamet, pada awal berdiri, sanggar tidak hanya melatih mendalang, tetapi juga menari.

Namun seiring usia, sanggar akhirnya mengkhususkan diri melatih pendalangan. Selain wayang kulit atau wayang purwo, di sanggar juga dilatih mendalang wayang beber dan wayang wahyu.

Baca juga: Cerita di Balik Pernikahan Pelajar SMP, Belum Ingin Nikah tetapi Terdesak (1)

Dia pun menuturkan, melatih anak-anak dalam mendalang memiliki tantangan tersendiri. Dalam melatih anak usia TK, misalnya, dia kerap menghadapi beberapa kesulitan, salah satunya karena anak-anak usia emas tersebut cenderung lebih suka bermain dengan wayang.

Namun, latar belakang sebagai lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) membantunya memahami sisi psikologis anak untuk merumuskan cara melatih yang tepat demi regenerasi dalang dari kalangan generasi muda.

"Saya optimistis. Orang yang mengatakan minim dalang tidak mengetahui berita. Gunungkidul sedang ngetren dalang, termasuk dalang anak. Festival dalang anak di UNY dari sanggar ada 7 anak. Masa depan tidak perlu khawatir," tuturnya.

Dalang cilik

Daneswara Satya Swandaru (6), seorang dalang cilik, mengaku sudah belajar wayang sejak usia 4 tahun. Danes senang sekali didukung kedua orangtuanya untuk belajar menjadi dalang hingga bisa tampil di berbagai acara.

Salah satunya, saat sekolahnya, TK Santa Theresia Wonosari, menggelar wayang kulit kolaborasi tiga dalang cilik di Aula Gereja ST Petrus Kanisius, Wonosari, Sabtu (11/5/2018).

Baca juga: Kisah Spiderman Cantik Asal Grobogan, Pilih Panjat Tebing daripada Jadi Polisi (3)

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com